Menurutnya, sentimen utama berasal dari penundaan pengumuman reciprocal tarrifs oleh pemerintah AS setelah Presiden AS Donald Trump memerintahkan peninjauan terhadap kebijakan tersebut.
Faktor lain adalah perlambatan pertumbuhan retail sales ke 4,2 persen year on year di Januari 2025 dari 4,36 persen year on year di Desember 2024. Untuk saat ini, Valdy menyebut, berita buruk di data ekonomi merupakan good news terhadap peluang pemangkasan suku bunga acuan The Fed yang lebih agresif di 2025.
Dari data ekonomi, nilai ekspor diperkirakan tumbuh 6,99 persen year on year di Januari 2025 dibandingkan 4,78 persen year on year di Desember 2024. Perbaikan kinerja ekspor di Januari 2024 tersebut cenderung melanjutkan tren positif sejak kuartal IV-2024.
"Di sisi lain, nilai impor juga tumbuh 9,95 persen yoy di Januari 2025 dibanding 1,07 persen year on year di Desember 2024," ujar Valdy.