Secara fundamental, kondisi ekonomi domestik dinilai solid. Rupiah JISDOR terapresiasi dalam sepekan terakhir ke Rp16.611 per USD, memberi sinyal stabilitas kurs di tengah dinamika global.
Sementara itu, neraca dagang Indonesia kembali mencetak surplus USD2,39 miliar pada Oktober 2025, melanjutkan tren surplus selama 66 bulan berturut-turut. Surplus tersebut ditopang oleh kinerja ekspor nonmigas, khususnya komoditas CPO, batu bara, mesin dan perlengkapan elektrik, serta bahan kimia.
Dengan akumulasi penguatan 20,75 persen sejak awal tahun, IHSG dipandang masih memiliki ruang konsolidasi sehat memasuki minggu pertama Desember.
Dari mancanegara, Wall Street kompak melemah akibat aksi ambil untung. Dari Asia, indeks manufaktur resmi Tiongkok (PMI) pada November 2025 berada di 49,2, masih menunjukkan kontraksi namun membaik dibanding Oktober yang berada di level 49,0.
Perbaikan tipis tersebut mendorong Indeks SSE China menguat 0,65 persen pada perdagangan kemarin memberikan sentimen positif tambahan ke kawasan Asia.