Selanjutnya, tekanan suplai Surat Berharga Negara (SBN) yang juga masih manageable karena pemerintah masih bisa menggunakan Saldo Anggaran Lebih, optimalisasi loan program, dan investment financing, transisi ke pemerintahan baru yang mulus.
“Serta, valuasi masih cukup menarik jika dibandingkan dengan yield yang ditawarkan oleh negara-negara berkembang dengan rating yang sama,” kata Handy.
Handy mengatakan, dari sisi risiko, pasar obligasi masih akan dipengaruhi dari global, yaitu hasil pemilu di AS dan eskalasi konflik geopolitik.
Kebijakan fiskal Trump, seperti pemangkasan pajak dan kenaikan tarif impor barang dan jasa dari luar diperkirakan dapat berdampak terhadap kenaikan inflasi, serta perlambatan ekspektasi penurunan suku bunga Fed Fund Rate.