Berbagai indeks di kawasan Asia juga dilaporkan kompak lesu seperti: Nikkei Jepang (N225) turun (-0,14%) ke 27.977, HSI Hong Kong merosot (-0,48%) ke 26.391, SSEC Shanghai anjlok (-0,24%) ke 3516, STI Singapura menurun (-0,63%) ke 3163.
CEO PT Elkoranvidi Indonesia Investama Fendi Susiyanto mengatakan bahwa pergerakan bursa di kawasan Asia turut memicu pergerakan indeks dalam negeri.
"Nampaknya lingkungan secara regional juga dalam posisi tertekan, seperti bursa Nikkei, Hang Seng, dan sebagainya dalam posisi yang juga mengalami koreksi, sehingga menjelang akhir pekan, indeks ikut mengalami koreksi, turun tipis," kata Fendi dalam 2nd Session Closing, Jumat (12/8/2021).
Kendati demikian, Fendi memandang performa dua emiten 'big caps' PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi 'bumper' alias penahan bagi indeks untuk tidak merosot lebih dalam.
"(Kedua emiten) ini akan mengimbangi di tengah tekanan koreksi, kedua saham ini justru yang membatasai penurunan indeks lebih dalam, sehingga indeks hanya turun kecil sekali, di bawah o,3 persenan," terangnya.