sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

IHSG Hari Ini Diprediksi Menguat, Pantau Pergerakan Saham BBCA hingga AADI

Market news editor Anggie Ariesta
14/07/2025 07:23 WIB
Pada pekan ini, akan dimulai dirilis kinerja keuangan emiten dari sektor perbankan dan konsumer utama, yang bisa menjadi sentimen penggerak IHSG.
IHSG Hari Ini Diprediksi Menguat, Pantau Pergerakan Saham BBCA hingga AADI (FOTO:iNews Media Group)
IHSG Hari Ini Diprediksi Menguat, Pantau Pergerakan Saham BBCA hingga AADI (FOTO:iNews Media Group)

IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berhasil menembus level psikologis 7.000 dinilai memicu rotasi portofolio ke saham-saham sensitif terhadap suku bunga. 

PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) menilai, momentum ini bisa dimanfaatkan investor dengan mencermati saham-saham di sektor perbankan dan konsumer, yang akan segera merilis laporan keuangan kuartal kedua (Q2).

Equity Analyst IPOT, David Kurniawan mengungkapkan bahwa meski IHSG menguat dalam sepekan terakhir, tercatat terjadi aksi jual investor asing di pasar reguler dengan nilai mencapai Rp1,6 triliun.

"Meskipun IHSG berada di area psikologis 7.000 yang menandakan optimisme, pelaku pasar tetap harus waspada karena pada fase kenaikan ini investor asing justru melakukan penjualan," ujar David dalam risetnya, Senin (14/7/2025).

Menurut David, penguatan IHSG dipengaruhi oleh kombinasi sentimen global dan domestik. Dari sisi global, pasar menyoroti rencana kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) dan arah suku bunga The Fed.

AS diketahui akan mulai menerapkan tarif sebesar 32 persen terhadap sejumlah negara, termasuk Indonesia, pada 1 Agustus mendatang. Namun, negosiasi antara negara terdampak dan Gedung Putih masih berjalan dan diperpanjang hingga akhir Juli, membuka peluang adanya kompromi atau penundaan, yang disambut positif oleh pasar.

Sementara itu, The Fed masih mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25 hingga 4,5 persen. Meski demikian, tekanan inflasi mulai mereda dan memunculkan harapan akan pemangkasan suku bunga pada kuartal IV 2025, yang menjadi sentimen positif bagi pasar negara berkembang.

Dari dalam negeri, sentimen datang dari kebijakan Bank Indonesia (BI) yang diprediksi mempertahankan suku bunga di level 5,50 persen. Hal ini dilakukan di tengah apresiasi Rupiah yang sempat menyentuh Rp16.224 per dolar AS dan arus modal asing yang mengalir masuk.

Selain itu, pemerintah kembali menegaskan komitmen terhadap target bauran energi baru dan terbarukan sebesar 23 persen pada 2025, yang turut mendukung sektor energi bersih dan nikel sebagai bagian dari kerjasama strategis dengan AS.

Untuk pekan 14–18 Juli 2025, David mengimbau para investor dan trader untuk mencermati dua faktor utama yang berpotensi menggerakkan pasar. Pertama, spekulasi terkait pemangkasan suku bunga global, dan kedua, dimulainya fase rilis laporan keuangan Q2 sejumlah emiten besar.

"Spekulasi pemangkasan suku bunga global menjadi katalis positif karena inflasi mulai melandai, sehingga bank sentral utama membuka opsi rate cut yang mendukung aset risiko," kata David.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa minggu ini akan mulai dirilis kinerja keuangan emiten dari sektor perbankan dan konsumer utama, yang bisa menjadi sentimen penggerak IHSG.

Berikut rekomendasi saham pilihan IPOT:

1. Buy BBCA (Current Price: 8.625, Entry: 8.625, Target Price: 9.100 (5,51 persen), Stop Loss: 8.400 (-2,61 persen), Risk to Reward Ratio: 1:2,1).

2. ⁠Buy on Breakout ADMF (Current Price: 9.125, Entry: 9.250, Target Price: 9.800 (5,95 persen), Stop Loss: 9.000 (-2,70 persen) dan Risk to Reward Ratio 1:2,2).

3. Buy AADI (Current Price: 7.000, Entry: 7.000, Target Price: 7.575 (8,21 persen) Stop Loss: 6.676 (-4,63 persen) dan Risk to Reward Ratio 1:1,8).

4. ⁠⁠Buy Reksa Dana Saham Premier ETF MSCI Indonesia Large Cap (XIML).

(kunthi fahmar sandy)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement