sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

IHSG Hari Ini Nyaman di Zona Merah, Ini Kata Analis

Market news editor Dinar Fitra Maghiszha
11/02/2022 13:58 WIB
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terbebani oleh aksi profit taking menyusul kenaikan yang cukup besar dalam beberapa hari terakhir.
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terbebani oleh aksi profit taking menyusul kenaikan yang cukup besar dalam beberapa hari terakhir.(Foto:MNC Media)
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terbebani oleh aksi profit taking menyusul kenaikan yang cukup besar dalam beberapa hari terakhir.(Foto:MNC Media)

IDXChannel - Praktisi Pasar Modal Lucky Bayu Purnomo memaparkan bahwa pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terbebani oleh aksi profit taking menyusul kenaikan yang cukup besar dalam beberapa hari terakhir.

Hingga sesi pertama Jumat (11/2/2022), IHSG masih bergerak di bawah penutupan kemarin dengan range di 6.779,90 - 6.825,06.

Lucky menilai ada katalis negatif yang datang dari rilis data inflasi Amerika Serikat sebesar 7,5%, sejalan dengan melemahnya tiga indeks acuan Wall Street semalam.

"Pertama, kita harus memaknai bahwa inflasi menjadi salah satu sentimen negatif bagi kinerja indeks global, terutama Dow Jones. Ini mencerminkan pasar masih membatasi transaksi," kata Lucky dalam Power Breakfast, Jumat (11/2/2022).

Seperti diketahui, tingginya angka inflasi semakin memberi kejelasan atas ekspektasi bahwa Federal Reserve bakal menaikkan suku bunganya pada Maret depan.

Lucky membaca bursa Indonesia masih cenderung aman untuk merespons sentimen tersebut. Adapun dirinya mencermati pelemahan IHSG hanya bersifat sementara, dan akan melanjutkan tren penguatannya, didukung oleh data makro positif dari dalam negeri.

"Pasar masih memiliki harapan untuk akselerasi sentimen dari Fed Fund Rate (FFR) itu sendiri dalam jangka panjang. Untuk hari ini tren IHSG cenderung mengalami pelemahan terbatas hingga 6.800," pungkasnya.

Baginya, tren IHSG bisa mencapai angka 7.000, dengan catatan data positif baik makro hingga laporan keuangan emiten memacu investor meningkatkan daya beli sahamnya.
 
"Ini akan menjadi trigger karena capaian angka PDB di Indonesia mengalami perbaikan, pada kuartal keempat, yakni 5,02% dari kuartal III sebelumnya di 3,51%," tuturnya.

Ke depan, Lucky membaca bahwa tren jangka pendek, indeks akan mengalami pelemahan, tetapi untuk jangka menengah dan panjang dapat menguji di 6.850 - 6.900. Dirinya meyakini kenaikan harga komoditas, terutama batu bara dan CPO akan memberikan keungan bagi Indonesia, terutama perusahaan-perusahaan pertambangan dan consumer goods yang berkaitan.

"Dalam jangka panjang indeks akan cenderung menguat," tukasnya.(TIA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement