IHSG Jebol Level 6.580-an, Investor Jual Besar-Besaran Saham Big Cap

IDXChannel – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tajam menembus level psikologis 6.500-an pada awal perdagangan hari ini, Senin (7/4/2022). Pagi ini, investor banyak melego saham big cap, termasuk bank-bank kakap.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.15 WIB, IHSG anjlok 3,11% ke 6.583.05 dengan nilai transaksi Rp 4,51 triliun dan volume perdagangan 9,28 miliar saham.
Hanya 66 saham yang naik, sedangkan 500 saham melemah dan 98 saham stagnan.
Pagi ini, IHSG menjebol dua level psikologis, yakni 6.700 dan 6.600-an.
Praktis, IHSG sudah anjlok 6,10% dalam sepekan dan dalam sebulan minus 7,17%.
Bursa Asia sendiri bervariasi pagi ini, dengan Nikkei 225 (Tokyo) naik 0,58%, sedangkan Hang Seng Index (Hong Kong) ambles 0,63%.
Dana asing sendiri terus keluar dari bursa saham RI selama 11 hari beruntun per Jumat (1/7). Selama sepekan, nilai jual bersih (net sell) asing mencapai Rp3,05 triliun di pasar reguler.
Saham big cap, seperti PT Bank Arto Tbk (ARTO) anjlok hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) 6,74%. Kemudian, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) ambles 6,49%.
Nama besar lainnya, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) turun 4,55%, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) melorot 4,14%, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) ambles 3,85%.
Selanjutnya, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) turun 3,59%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) merosot 3,14%, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) turun 2,41%.
Tidak ketinggalan, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) melemah 2,41%, PT Astra International Tbk (ASII) tergerus 2,30%, dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 1,97%.
Sentimen Pekan Ini
Pekan ini, investor di kawasan Asia-Pasifik akan mencermati sejumlah rilis penting, termasuk keputusan suku bunga oleh bank sentral Australia (RBA) pada Selasa waktu Indonesia.
Khusus Indonesia, investor akan berfokus pada publikasi beberapa data makro RI, seperti statistik cadangan devisa (cadev) per Juli pada Kamis (7 Juli).
Pada Mei lalu, cadev Indonesia turun tipis menjadi USD135,6 miliar pada Mei 2022 dari USD135,7 pada bulan sebelumnya. Ini merupakan angka terendah sejak November 2020.
Selain itu, pada Kamis-Jumat juga pelaku pasar akan menilik isi dari pertemuan para menteri luar negeri dalam forum G20 Foreign Ministers Meeting yang digelar di Bali.
Pada Jumat, investor pasar saham RI juga akan memerhatikan data indeks keyakinan konsumen RI per Juni.
Proyeksi ekonom yang dikutip dari Tradingeconomics menyebutkan, indeks keyakinan konsumen RI akan turun ke kisaran 127,2 setelah melonjak ke level tertinggi di 128,9 pada bulan sebelumnya.
Dari kiblat pasar modal global, Amerika Serikat (AS), investor juga akan banyak menggali sejumlah petunjuk.
Pada Rabu, akan ada data pembukaan lapangan kerja AS (JOLTS) per Mei yang diproyeksikan akan mencapai 11,05 juta atau naik dari bulan sebelumnya yang sebesar 11,4 juta.
Data sejenis, kali ini nonfarm payroll (NFP) dan tingkat pengangguran yang akan dirilis Jumat waktu RI, juga akan menjadi data yang disimak investor.
Secara gampang, NFP mengukur perubahan jumlah orang yang bekerja selama bulan sebelumnya, kecuali pekerja di bidang pertanian.
Jika angka NFP naik, kenaikan tersebut mengindikasikan bahwa ekonomi sedang tumbuh.
Mengutip Tradingeconomics, ekonom memperkirakan 270.000 pekerjaan bertambah selama Juni, menciut dari 390.000 pada bulan sebelumnya. Kemudian, tingkat pengangguran diperkirakan akan tetap stabil di 3,6%.
Selain data di atas, investor juga akan menunggu risalah rapat bank sentral AS, The Fed, alias FOMC minutes pada Kamis waktu Indonesia.
Laporan tersebut berguna untuk menggali petunjuk soal bagaimana Jerome Powell cs mengambil langkah ke depan terkait kenaikan suku bunga di tengah pasar masih khawatir potensi resesi.
The Fed sendiri diproyeksikan akan kembali menaikkan suku bungn 75 basis poin (bps) pada pertemuan bulan ini. (ADF)