“Begitu juga ketika mayoritas dana investasi mengalir ke perusahaan besar, setiap fluktuasi nilai sahamnya memiliki dampak berlipat ganda terhadap kestabilan pasar secara keseluruhan,” tuturnya.
Fauzan mengatakan, dengan komposisi investor asing mencapai 40 persen, aksi penjualan besar-besaran dapat mengguncang pasar.
“Ketika pilihan investasi terbatas hanya pada emiten jumbo, mekanisme penyerapan pasar lokal menjadi lemah dan ini memperburuk dampak penarikan modal oleh asing,” ujarnya.
Lebih jauh katanya, secara jangka panjang kondisi pasar modal dapat akan semakin rapuh apabila konsentrasi market hanya terhadap emiten jumbo.
Ini juga tercermin dalam antrean pipeline IPO. Dari 24 calon emiten, terdapat 23 perusahaan beraset besar di atas Rp250 miliar.
Perbanyak IPO Emiten Kelas Menengah
Menurut Fauzan, penambahan emiten kelas menengah bukan sebatas faktor jumlah, tetapi juga menciptakan ekosistem pasar yang lebih sehat.
“Emiten kelas menengah biasanya memiliki potensi pertumbuhan yang lebih tinggi karena masih berada dalam fase ekspansi. Kehadirannya dapat menyuntikkan dinamika baru, mendorong inovasi, dan memberikan alternatif investasi dengan risiko yang tersebar lebih merata,” katanya.