IDXChannel – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam tren bullish belakangan ini. Meski tengah terkoreksi, analis menilai indeks acuan berpotensi kembali menatap level psikologis 8.000.
“IHSG masih berpotensi menguji area 8.000 kembali, menyusul ada support kuat di gap down IHSG pada 12 Agustus, di 7.800,” kata pengamat pasar modal, Michael Yeoh, Selasa (19/8/2025).
Menurut data bursa Efek Indonesia (BEI), hingga pukul 10.43 WIB, IHSG melemah 0,12 persen ke posisi 7.889. Nilai transaksi mencapai Rp7,17 triliun dan volume perdagangan 17,13 miliar saham. Indeks menguat 6,69 persen selama sebulan terakhir.
Sebelumnya, Michael menilai sentimen utama yang mendorong reli IHSG pekan lalu, hingga sempat menyentuh rekor 8.000, tepatnya 8.017,07 pada intraday Jumat (15/8/2025) lalu, berasal dari keputusan MSCI menaikkan peringkat Indonesia.
“Katalis utama berasal dari upgrade MSCI ke Indonesia sebagai salah satu negara yang dapat inflow paling besar dari seluruh Asia,” ujarnya, Kamis (14/8) lalu.
Namun, di tengah euforia pasar, Michael juga mengingatkan investor agar tidak terlena, dan tetap fokus pada analisis fundamental emiten masing-masing demi menjaga strategi investasi tetap aman.
“Kita memang perlu waspada terhadap pergerakan IHSG yang over,” tutur Michael, Jumat (15/8) lalu.
Meski demikian, ia menilai fokus utama investor sebaiknya tetap pada analisis masing-masing emiten. “Sebagai investor, lebih baik berfokus pada emiten sendiri, yaitu di mana posisi rasio PE, PBV, serta potensi DPR,” kata Michael.
Menurutnya, kenaikan IHSG belum sepenuhnya diikuti pergerakan positif saham-saham perbankan besar. “Jika kita perhatikan, kenaikan IHSG sendiri masih tidak memberikan kenaikan yang over untuk saham-saham big banks, yang secara general masih di bawah,” ujarnya.
Terkait prospek ke depan, Michael mempertanyakan apakah ini akan menjadi titik balik bagi IHSG. Ia mencatat bahwa Indonesia pada Agustus ini termasuk negara ASEAN yang mendapat aliran dana asing terbesar.
Namun, ia mengingatkan bahwa faktor pendorongnya kali ini bersifat teknis, bukan fundamental.
“Perlu dicatat, inflow kali ini karena kedatangan dua emiten, sehingga terjadi karena perhitungan quant, bukan dari fundamental,” tuturnya.
Michael berharap pertumbuhan ekonomi nasional dapat menjadi pemicu aliran modal asing yang lebih berkelanjutan. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.