IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak bervariasi dengan kecenderungan menguat sepanjang pekan ini (8–12 September 2025).
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Imam Gunadi menilai secara teknikal IHSG akan bergerak dengan range support di 7.680 dan resistance 8.000.
“Katalis utama datang dari ekspektasi pelonggaran moneter The Fed, ditopang inflasi domestik yang terkendali dan momentum perbaikan sektor manufaktur,” ujar Imam dalam risetnya, Senin (8/9/2025).
Penguatan ini terjadi setelah pekan lalu IHSG sempat tertekan oleh faktor politik domestik. Tekanan tersebut tercermin dari koreksi intraday lebih dari 3,5 persen di awal pekan yang disertai outflow asing lebih dari Rp2 triliun.
Namun demikian, fundamental makro domestik pekan lalu relatif solid. Inflasi Agustus tercatat 2,31 persen yoy, masih inline dengan target BI (2,5 persen ±1 persen), menandakan daya beli tetap terjaga.
Di sisi lain, PMI Manufaktur kembali ke area ekspansif di level 51,5 setelah empat bulan kontraksi, yang menjadi sinyal awal pemulihan aktivitas produksi.
Imam menambahkan, sektor komoditas emas diperkirakan masih akan menjadi sorotan investor pekan ini. Harga emas global menembus rekor tertinggi USD3.595 per troy ounce, terdorong ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed setelah rilis data ketenagakerjaan AS yang melemah.
Non-Farm Payroll (NFP) Agustus hanya bertambah 22 ribu, jauh di bawah konsensus 75 ribu, sementara tingkat pengangguran naik ke 4,3 persen, tertinggi sejak 2021.
“Kondisi tersebut memberikan angin segar bagi sektor pertambangan emas Indonesia. Dengan situasi ini, saham-saham berbasis emas berpotensi melanjutkan momentum penguatannya,” ujar Imam.
Di pasar global, pelemahan data tenaga kerja AS meningkatkan peluang penurunan Fed Funds Rate (FFR), sehingga memperluas ruang capital inflow ke emerging markets, termasuk Indonesia.
Fokus investor pekan ini akan tertuju pada rilis CPI AS dengan konsensus 2,9 persen yoy yang menjadi kunci sebelum FOMC 17 September, serta data inflasi China (konsensus: deflasi minus 0,2 persen yoy).
Sementara itu, IPOT merekomendasikan sejumlah saham untuk pekan ini, di antaranya:
Buy on Breakout MDKA di 2.680, target price 2.950, stop loss <2.570.
Buy on Breakout ANTM di 3.480, target price 3.720, stop loss <3.360.
Buy TLKM di 3.150, target price 3.350, stop loss <3.050.
Buy FR0100 dan FR0091.
(kunthi fahmar sandy)