"Ini hal yang amat jarang terjadi untuk IHSG, di mana terjadi lima kali gap up dan tidak ada koreksi berarti," ujar Michael.
Ia menjelaskan bahwa anomali tersebut tidak lepas dari perubahan komposisi indeks yang dipengaruhi oleh kehadiran saham-saham dengan kapitalisasi besar.
"Hal ini terjadi karena perubahan weighting dari saham-saham di bursa," katanya. "Dengan kehadiran saham-saham valuasi besar seperti DSSA, TPIA, DCII, BREN dan lainnya, membuat pergerakan IHSG lebih volatile dan mudah disetir oleh beberapa emiten tertentu," imbuh Michael.
Menurut analisis teknikalnya, koreksi yang terjadi pada IHSG baru-baru ini justru merupakan bagian dari pola pergerakan gelombang dalam teori Elliott Wave. "Koreksi IHSG kemarin, menggenapi dari koreksi wave 4," tuturnya.
Sementara itu, Michael menilai bahwa saat ini IHSG telah memasuki fase baru yang menjanjikan. "Untuk saat ini, IHSG berada dalam wave 5, di mana kenaikan target wave 5 ada di 7.600," demikian katanya. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.