Seolah kompak dengan performa IHSG dan Rupiah, harga emas juga terus mengalami penurunan di sepanjang pekan ini. Harga emas saat ini ditransaksikan dikisaran level US$1.795 per troy ons, alias selain menjauhi level psikologis US$1.800 per troy ons.
"Harga emas masih sangat mungkin melanjutkan pelemahan. Karena kalau dihitung dengan Rupiah, harga logam mulia saat ini masih dijual dikisaran 865 ribu per gram," tukasnya.
Menurut Benjamin, pemicu utama atas melemahnya IHSG, Rupiah dan harga emas dunia dalam sepekan terakhir adalah isu kenaikan bunga acuan Bank Sentral AS, yang diprediksi bakal kembali berlanjut di bulan Juli ini. Tak hanya itu, tren kenaikan harga energi maupun harga pangan dunia yang berpeluang melambungkan posisi inflasi di sejumlah negara juga menjadi tekanan lain yang tak kalah berpengaruh.
Ditambah lagi, menurut Benjamin, kondisi perang yang belum berkesudahan serta penambahan jumlah pasien Covid-19 juga turut menjadi pertimbangan lain sehingga pelaku pasar memilih mengentas portofolionya menjadi dana tunai. Bahkan terkait gelombang baru Covid-19 ini, pemerintah China sampai harus memberlakukan lockdown di negaranya.
"Jadi ada banyak sentimen negatif yang menekan kinerja pasar keuangan, maupun harga emas selama sepekan ini," tandasnya. (TSA)