sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

IHSG Tembus 7.200 Lagi Terdorong Stimulus Jumbo dari China

Market news editor Fiki Ariyanti
19/11/2024 14:57 WIB
IHSG sesi I ditutup menguat sebesar 0,98 persen menjadi 7.203,92 ditopang oleh sentimen positif dari China.
IHSG Tembus 7.200 Lagi Terdorong Stimulus Jumbo dari China (foto mnc media)
IHSG Tembus 7.200 Lagi Terdorong Stimulus Jumbo dari China (foto mnc media)

IDXChannel - IHSG sesi I ditutup menguat sebesar 0,98 persen menjadi 7.203,92 ditopang oleh sentimen positif dari China terkait kebijakan pemerintah China ini baru saja mengumumkan paket stimulus lima tahun senilai 10 triliun Yuan atau setara dengan Rp21.900 triliun. 

"Stimulus jumbo ini diharapkan dapat membantu masalah utang pemerintah daerah yang berujung pada perbaikan ekonomi," tulis riset Panin Sekuritas, siang ini.

Selain itu, menurut riset tersebut, adanya rebound pada beberapa saham besar, seperti TLKM, BREN, dan GOTO mendorong hijaunya IHSG pada hari ini. 

"Investor juga akan mencermati keputusan BI Rate pada Rabu besok (20/11)," ujarnya.

Sementara itu, indeks sektoral mayoritas ditutup menguat pada sesi I. Sektor teknologi mengalami lonjakan sebesar 4,85 persen, disebabkan tren pelonggaran kebijakan moneter dari berbagai bank sentral global.

Pergerakan harga komoditas melemah di mana harga CPO Malaysia naik 1,57 persen, timah turun 1,71 persen, nikel meningkat 1,27 persen, dan emas naik 1,08 persen karena perhatian pasar telah bergeser ke komentar-komentar dari para pejabat Federal Reserve, dengan para investor mencari kejelasan lebih lanjut mengenai arah pelonggaran moneter bank sentral AS.

Sementara nilai tukar Rupiah menguat 0,23 persen menjadi Rp15.821 persen USD. Nilai transaksi perdagangan sepanjang sesi I relatif sedang mencapai Rp5,5 triliun, lebih tinggi dari nilai transaksi pada sesi I pada perdagangan Senin kemarin. Di mana perdagangan saham tertinggi didominasi oleh saham sektor perbankan besar serta komoditas. 

Di sisi lain, yield obligasi 5 dan periode 10 tahun turun. Hal ini disebabkan oleh meredanya capital outflow yang menyambut terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS di 2025.

(Fiki Ariyanti)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement