Senada, Founder WH Project William Hartanto berpendapat, pelemahan IHSG saat ini dipicu oleh rentetan sentimen negatif. Beberapa faktor yang dinilai fatal adalah kasus korupsi serta penurunan peringkat dari MSCI yang memicu aksi jual asing.
"Untuk pergerakan secara teknikalnya, memang ada potensi [IHSG] ke 6.000, tapi support terdekat berada pada 6.286. Ada potensi technical rebound pada area ini, tapi belum menjadi titik balik untuk IHSG kembali ke tren menguat," ujar William, Jumat (28/2/2025).
Seperti Michael, William menyarankan investor menerapkan strategi wait and see mengingat tingginya risiko pasar saat ini.
Jika ingin melakukan trading buy, menurutnya, dapat memilih saham yang masih berada dalam tren naik dengan alokasi dana kecil. "Misalnya di saham TAPG. Ini masih oke untuk alternatif trading di saat IHSG melemah,” katanya.
Bank Besar Bebani Indeks
Saham bank kakap menjadi penekan kinerja IHSG. Sebut saja, saham bank BUMN, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang terkoreksi 6,61 persen, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) yang melemah 7,14 persen, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang tergelincir 1,93 persen.