- PTIS (+8,33 persen)
- TALF (+8,09 persen)
- AMOR (+5,26 persen)
- NETV (+4,90 persen)
- MGLV (+4,21 persen)
- KRYA (+3,39 persen)
- HOPE (+2,50 persen)
- BTON (+2,44 persen)
- CENT (+2,27 persen)
- CYBR (+2,16 persen)
- IOTF (+1,68 persen)
- PSDN (+1,47 persen)
- ASDM (+1,28 persen)
- SPRE (+1,20 persen)
- ANJT (+0,94 persen)
- PDES (+0,86 persen)
- GHON (+0,35 persen)
Sentimen Tarif dan Kondisi Rupiah
Di pasar valuta asing, nilai tukar rupiah melemah 1,8 persen ke posisi terendah sepanjang masa di Rp16.860 per USD.
Seorang pejabat Bank Indonesia (BI) menyatakan, dikutip Reuters, Selasa (8/4), bank sentral RI tersebut akan terus melakukan intervensi agresif untuk menstabilkan rupiah.
Pasar Indonesia sebelumnya tutup sejak 27 Maret dan kembali dibuka di tengah gejolak global akibat kebijakan tarif impor yang diumumkan Presiden AS Donald Trump.
Dari sembilan negara Asia Tenggara yang masuk dalam daftar kebijakan tersebut, enam di antaranya terkena tarif antara 32–49 persen, jauh lebih tinggi dari perkiraan.
“Pelemahan rupiah ini sebenarnya hanya mengikuti tren penurunan mata uang Asia lainnya dalam beberapa waktu terakhir. Namun, ada sedikit penahan karena stabilitas yuan China mulai berkembang dan dolar AS juga sedikit melemah,” ujar analis mata uang dari OCBC, Christopher Wong.