"IHSG menyentuh resistance dari angka 7.000, sehingga koreksi [bank-bank besar] yang terjadi saat ini adalah wajar," kata Michael kepada IDXChannel, Kamis (8/5).
Michael menambahkan, kenaikan IHSG baru-baru ini dipicu oleh peralihan dana dari investor Asia yang sebelumnya menanamkan modal di bursa Amerika Serikat (AS).
“Banyak investor Asia mengalihkan dananya kembali ke Asia karena pasar modal AS dinilai berisiko secara politik dan ekonomi,” kata Michael, Kamis (8/5/2025).
Ia mencatat, bursa saham AS saat ini menguasai sekitar 65 persen dana moneter global di pasar modal. “Dan nilai ini besar,” ujarnya.
Michael menambahkan, investor perlu mencermati stabilitas rupiah dengan memperhatikan beberapa indikator seperti indeks dolar AS (DXY) serta imbal hasil obligasi pemerintah yang kini berada di angka 6,9 persen.