Kekhawatiran pasar terhadap potensi terganggunya pasokan komoditas, terutama minyak mentah, turut memperburuk sentimen. “Minyak dunia sempat naik 10 persen sebagai efek domino dari peristiwa tersebut,” ujarnya.
Dari dalam negeri, Michael menyoroti faktor IPO PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), unit usaha emiten petrokimia dan energi milik taipan Prajogo Pangestu PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), yang berpotensi menyedot likuiditas pasar. “CDIA akan melakukan IPO dengan skala yang besar,” kata dia.
Menurutnya, IPO CDIA yang diperkirakan menghimpun dana sekitar Rp2 triliun hingga Rp2,5 triliun bisa mendorong investor melakukan aksi jual.
“Hal ini juga membuat kebanyakan investor akan melakukan sell off saham-saham di portofolionya untuk melakukan subscription CDIA, mengingat suksesnya saham-saham Grup Barito sebelumnya, yaitu BREN,” kata Michael.
Secara teknikal, Michael juga menyoroti pola pergerakan IHSG yang mengarah ke sinyal bearish. “IHSG memiliki pola double top yang belum terkonfirmasi,” ujarnya. Pola tersebut, katanya, baru akan terkonfirmasi jika IHSG menembus ke bawah level psikologis 7.000.