Macquarie melanjutkan, masalah kualitas aset pada kuartal I-2024 diperkirakan bersifat sementara. Meskipun, era likuiditas ketat akan tetap berlangsung sepanjang 2024, kata Macquarie, BRI siap menghadapi biaya dana yang lebih tinggi.
Sejurus dengan itu, Macquarie menanggalkan asumsi pemotongan suku bunga dan mengasumsikan beban kredit yang lebih tinggi di 2024, yang mengarah pada penurunan estimasi laba per saham (earnings per share/EPS) selama 2024/2025.
“Kami optimistis dengan pergeseran franchise mikro BRI menuju Kupedes yang lebih berkualitas dan menguntungkan. Meskipun beban kredit mungkin tetap tinggi tahun ini, percepatan hapus buku (write-off) akan mendorong pemulihan yang lebih tinggi dengan dampak netral terhadap keseluruhan laba,” tulis Macquarie.
Tidak hanya saham bank jumbo, saham telekomunikasi BUMN PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) tergerus 2,82 persen, emiten geotermal PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) memerah 2,80 persen, hingga PT Astra International Tbk (ASII) melemah 0,90 persen.
Ketidakpastian global hingga fiskal dalam negeri serta pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga turut membebani kinerja saham sektor perbankan—dan pasar modal dalam negeri secara umum. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.