Prospek permintaan yang lemah dari China selaku importir minyak terbesar di dunia terus membebani pasar. Otoritas Shanghai memperingatkan warganya bahwa lockdown yang telah berlangsung selama tiga minggu akan dicabut setelah transmisi penularan diberantas. .
"Kekhawatiran pertumbuhan di China membebani harga minyak di Asia hari ini, diperparah oleh aksi jual di pasar ekuitas yang karena juga dipicu kekhawatiran dari pengetatan Fed," kata Analis OANDA, Jeffrey Halley, dilansir Reuters, Jumat (22/4/2022).
Kendati demikian, pasokan minyak dinilai masih berlangsung ketat, sebagai respons kelanjutkan kabar rencana embargo cadangan minyak dari Rusia oleh Uni Eropa.
"Kemungkinan embargo ini, sebagai sanksi yang sedang berlangsung terhadap Rusia, serta kekurangan pasokan yang disebabkan oleh perang Ukraina akan membantu harga minyak tetap kuat dalam jangka panjang," kata Analis CMC Markets, Tina Teng.
(IND)