sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

IMF Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global ke 3,3 Persen

Market news editor Fahmi Abidin
10/04/2019 11:30 WIB
Dana Moneter Internasional (IMF) menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi globaluntuk 2019 menjadi 3,3%.
IMF Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global ke 3,3 Persen. (Foto: Ist)
IMF Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global ke 3,3 Persen. (Foto: Ist)

IDXChannel - Dana Moneter Internasional (IMF) menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi globaluntuk 2019 menjadi 3,3%. Dalam laporan World Economic Outlook (WEO) yang baru dirilis, proyeksi diturunkan 0,2 poin persentase dari estimasi pada Januari.
.
IMF mengatakan ekonomi dunia menghadapi risiko-risiko penurunan yang disebabkan oleh ketidakpastian potensial dalam ketegangan perdagangan global yang sedang berlangsung, serta faktor-faktor spesifik negara dan sektor lainnya.

Proyeksi 3,3% untuk 2019 adalah 0,3% di bawah angka 2018, dan diharapkan tumbuh kembali menjadi 3,6% pada 2020.
.
Proyeksi laju pertumbuhan negara-negara maju adalah 1,8% untuk 2019 dan 1,7% untuk 2020, keduanya di bawah tingkat 2%-plus yang tercatat dalam dua tahun sebelumnya, menurut laporan WEO.
.
Untuk negara-negara emerging market dan negara-negara berkembang, IMF memperkirakan tingkat pertumbuhan turun menjadi 4,4% untuk 2019, atau 0,1% lebih rendah dari pada 2018, dan bahwa ekspansi akan pulih ke tingkat 4,8% pada 2020, menyamakan hasil 2017.
.
Kepala ekonom IMF Gita Gopinath menulis dalam sebuah posting di blog bahwa proyeksi pelambatan pada 2019 adalah "berbasis luas."
.
"Ini mencerminkan revisi negatif untuk beberapa ekonomi utama termasuk kawasan euro, Amerika Latin, Amerika Serikat, Inggris, Kanada, dan Australia," kata Gopinath dilansir Antaranews, Rabu (10/4).
.
Hilangnya momentum pertumbuhan, kata Gopinath, berasal dari paruh kedua tahun 2018, ketika ekonomi dunia dilanda "ekspansi global yang melemah secara signifikan." Laporan WEO mengatakan pertumbuhan global tetap kuat di 3,8% di paruh pertama 2018, tetapi turun menjadi 3,2% di semester kedua.
.
Gopinath menyalahkan situasi sebagian besar pada ketegangan perdagangan global, tekanan ekonomi makro di Argentina dan Turki, gangguan pada sektor otomotif di Jerman, dan pengetatan keuangan bersamaan dengan normalisasi kebijakan moneter di negara-negara maju yang lebih besar. (*)

Advertisement
Advertisement