Pada 2024, GoTo mencatatkan EBITDA yang disesuaikan positif sebesar Rp386 miliar. Patrick menyebut ini sebagai target titik impas perseroan, setelah mengalami kerugian Rp2,3 triliun pada 2023.
Peningkatan ini didorong oleh optimalisasi biaya operasional, pertumbuhan transaksi, serta efisiensi di seluruh unit bisnisnya.
“Hal ini ditopang oleh pertumbuhan pendapatan dan perbaikan dari sisi efisiensi biaya,” tutur dia.
Salah satu faktor utama yang berpeluang mendukung target EBITDA GOTO pada 2025 adalah segmen bisnis Financial Technology (Fintech), dan On-Demand Services (ODS).
Sepanjang 2024, unit fintech GOTO mencatat Adjusted EBITDA positif pertama kali, sementara bisnis on-demand berhasil meningkatkan profitabilitas dengan Adjusted EBITDA senilai Rp679 miliar.