sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Indeks Saham Tekno dan Properti Anjlok, Ada Apa Sebenarnya?

Market news editor Aldo Fernando - Riset
09/06/2022 18:09 WIB
Indeks teknologi (IDXTECHNO) dan indeks properti (IDXPROPERT) malah loyo dan menjadi pemberat langkah indeks saham domestik.
Indeks Saham Tekno dan Properti Anjlok, Ada Apa Sebenarnya? (Foto: MNC Media)
Indeks Saham Tekno dan Properti Anjlok, Ada Apa Sebenarnya? (Foto: MNC Media)

PWON Tak Kuat ‘Gendong’

Beralih ke sektor properti. Apabila ingin melihat ke belakang, pandemi Covid-19 yang menghantam sendi-sendi perekonomian RI turut berdampak pada sektor properti di Tanah Air.

Saat ini, dengan terus berlangsungnya pemulihan ekonomi, yang diikuti pula oleh menurunnya kasus Covid-19 dan pelonggaran mobilitas masyarakat, asa bugarnya kembali sektor properti kembali terlihat.

Pada 24 Mei lalu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, contohnya, mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi 2022 diprakirakan tetap berada dalam kisaran proyeksi BI pada 4,5-5,3%.

Ambil contoh dari pemain utama properti, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), mencatat laba bersih sebesar Rp370,61 miliar pada Triwulan I-2022, atau tumbuh sebesar 56,58 persen secara yoy. Sementara pertumbuhan pendapatan bersih pada Triwulan I 2022 sekitar 17,11 persen.

Contoh lain, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) juga mengumumkan keberhasilannya meraup nilai laba bersih sebesar Rp420,74 miliar pada tiga bulan pertama 2022. Capaian tersebut terhitung tumbuh sebesar 72,83 persen dibandingkan periode sama tahun 2021, yang tercatat sebesar Rp243,37 miliar.

Moncernya raihan laba bersih tersebut didapat dari perolehan pendapatan perusahaan yang tumbuh 20,75 persen menjadi Rp2,23 triliun pada perbandingan periode yang sama.

Hanya saja, pemulihan tersebut belum terlihat di indeks saham properti, sebagaimana disinggung sedikit di atas.

Saham BSDE--dengan market cap Rp19,48 triliun--masih melemah 8,91% ytd. Kemudian, SMRA (market cap Rp10,98 triliun) anjlok 20,36%. Bahkan, POLL (market cap Rp3,91 triliun) malah terjun 61,94%.

Saham CTRA (market cap Rp17,91 triliun) juga masih turun tipis 0,52% ytd dan LPKR (market cap Rp9,07 triliun) merosot 9,22% ytd.

Melihat saham-saham utama properti lesu, menguatnya saham PWON sebesar 6,03% tampak tidak begitu membantu. Informasi saja, market cap PWON mencapai Rp23,69 triliun, salah satu yang terbesar di deretan saham properti.

Investor saham tampaknya masih menunggu alias wait and see pemulihan lebih lanjut industri properti RI tahun ini. (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement