Sementara itu pada sisi lain, peningkatan beban pembayaran bunga atas utang dalam mata uang USD dinilai juga akan berdampak pada profitabilitas. “Namun kami percaya bahwa potensi kenaikan untuk INDF tetap signifikan,” imbuh Abyan.
Abyan meningkatkan target harga saham INDF menjadi Rp7.500, hal ini mengimplikasikan rasio P/E ke depan sebesar 6,3x untuk sepanjang 2024. Abyan merekomendasikan trading buy pada saham INDF, terutama karena pergerakan harga saham jangka pendek yang positif.
“Pandangan kami untuk INDF saat ini masih undervalued dan memiliki potensi kenaikan sebesar 13,2 persen,” ujar Abyan.
Perihal kinerja, sepanjang enam bulan pertama tahun ini, perseroan mengantongi penjualan bersih sebesar Rp57,30 triliun, naik 2 persen dibandingkan periode yang sama pada 2023 lalu yang tercatat sebesar Rp56,09 triliun.
Sementara, laba bersih INDF tercatat sebesar Rp3,85 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp5,56 triliun. Pada perdagangan hari ini (23/8), INDF ditutup pada level Rp6.675/saham.
(Nadya Kurnia)