IDXChannel - Aksi jual terbesar dalam tiga bulan terakhir yang dialami Alibaba Group Holding Ltd. mengindikasikan kekhawatiran investor bahwa pemulihan di China kemungkinan gagal memenuhi harapan.
Penurunan sebesar 9,1% yang diderita oleh raksasa e-commerce tersebut pada minggu ini telah menghapus USD28 miliar dari nilai pasar perusahaan teknologi itu. Kerugian tersebut memangkas kenaikan bulanan menjadi sekitar 25%, masih lebih dari dua kali lipat rebound Indeks Hang Seng di Hong Kong.
Beberapa pelaku pasar mencemaskan apakah pendapatan Alibaba dapat pulih secara cepat sesuai perkiraan. Hal itu dapat merusak tren positif yang dipicu oleh laporan bullish dari beberapa broker termasuk Citigroup Inc. dan Goldman Sachs Group Inc. yang dikeluarkan awal bulan ini. Laporan tersebut memprediksi kenaikan pendapatan untuk sektor internet China setelah dibukanya kembali ekonomi dan dilonggarkannya pembatasan Covid-19.
“Beberapa investor semakin berhati-hati setelah reli tajam tersebut, dan mereka menunggu data pemulihan fundamental, termasuk pendapatan dan arah bisnis,” kata Banny Lam, kepala penelitian di Ceb International Inv Corp Ltd, seperti dilansir Bloomberg pada Selasa (31/01/2023).
“Saham akan tetap bergejolak dalam waktu dekat,” lanjutnya.
Performa Alibaba pada bulan Januari lebih baik dari hampir semua perusahaan lain di Hang Seng. Meskipun demikian, Alibaba tidak sendirian menikmati gelombang bullish, Tencent Holdings Ltd. dan NetEase Inc. juga menunjukkan indikasi overbought.
Perkiraan pendapatan 12 bulan ke depan Alibaba telah direvisi turun sekitar 4% sejak pertengahan Desember, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Rasio put-to-call telah rebound di Hong Kong bulan ini, sebuah tanda bahwa investor membeli lebih banyak perlindungan untuk mengantisipasi penurunan saham. Saham Alibaba secara teknis telah overbought selama sekitar tiga minggu sebelum penurunan pada hari Senin, menurut data Bloomberg berdasarkan RSI 14 hari.
(WHY)