sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Indocement (INTP) Raup Laba Rp1,7 Triliun Sepanjang 2022

Market news editor Kunthi Fahmar Sandy
30/03/2023 16:07 WIB
Proyeksi di tahun 2023 ini, permintaan semen kantong saat ini terlihat masih relatif lemah
Indocement (INTP) Raup Laba Rp1,7 Triliun Sepanjang 2022 (FOTO:MNC Media)
Indocement (INTP) Raup Laba Rp1,7 Triliun Sepanjang 2022 (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) membukukan volume penjualan (semen dan clinker) secara keseluruhan sebesar 17.586 ribu ton pada 2022, turun 374 ribu ton atau 2,1% dari volume 2021.

Christian Kartawijaya Direktur Utama mengatakan, penjualan ekspor menurun 23,8% dari 402 ribu ton pada 2021 menjadi 306 ribu ton di 2022.

"Pendapatan Neto Perusahaan meningkat 10,5% menjadi Rp16.328,3 miliar dari Rp14.771,9 miliar di
tahun 2021 yang disebabkan oleh kenaikan harga jual di sepanjang tahun 2022," ujarnya saat konferensi pers Kamis (30/3/3023).

Beban Pokok Pendapatan pada 2022 meningkat 16,0% dari Rp9.645,6 miliar menjadi  Rp11.185,1 miliar karena kenaikan biaya energi, terutama dari harga batu bara, di pertengahan tahun pertama, sehingga mengurangi Margin Laba Bruto menjadi 31,5% di 2022 dari 34,7% di 2021.

Pada Semester ke-2 tahun 2022, Perusahaan baru berhasil mendapatkan batu bara DMO sebesar 60% dari total kebutuhan batu baranya.

Untuk mengurangi penggunaan batu bara dan dampak harga batu bara yang tinggi, Perseroan terus meningkatkan pemakaian konsumsi bahan bakar alternatif dari 12,2% pada tahun 2021 menjadi 18,1% pada tahun 2022, termasuk peningkatan penggunaan batu bara berkalori rendah (LCV) dari88% menjadi 92%.

Peningkatan Beban Usaha sebesar 3.6% dari Rp3.218,7 miliar menjadi Rp3.334,3 miliar disebabkan oleh kenaikan biaya logistik dan aksi korporasi pada tahun 2022.

"Peningkatan Beban Operasi Lain – Neto sebesar +155,7% dari Rp163,3 miliar menjadi Rp417,6 miliar
pada 2022 disebabkan oleh keuntungan valuta asing, klaim asuransi, penjualan barang bekas, dan
penyelesaian beberapa proyek. Akibatnya, pada 2022, Margin Laba Usaha turun dari 14% menjadi 13,6% dan Margin EBITDA berkurang dari 22,5% menjadi 21,2%," beber dia.

Perseroan juga mencatatkan Pendapatan Keuangan-Neto yang lebih rendah sebesar 70,8% dari Rp139,3 miliar di 2021 menjadi Rp40,6 miliar karena posisi kas yang lebih rendah sehubungan dengan program pembelian saham kembali.

Beban Pajak Penghasilan – Neto meningkat 0.3% dari Rp445,5 miliar menjadi Rp446.9 miliar disebabkan oleh kenaikan Laba Usaha.

Berdasarkan angka keuangan di atas, Laba Tahun Berjalan naik 3.0% dari Rp1.788,5 miliar menjadi Rp1.842,4 miliar pada 2022.

Dia melanjutkan, dari pembelian kembali saham sebesar Rp2,73 triliun dan pembayaran dividen tahun lalu, Perseroan membukukan posisi kas bersih dengan Kas dan Setara Kas sebesar Rp4,5 triliun. Arus kas yang kuat dihasilkan dari operasi dan upaya yang gigih dari manajemen untuk meningkatkan modal kerja adalah kunci untuk mempertahankan Neraca Keuangan Perseroan yang tangguh.

Christian menuturkan, dengan Posisi Neraca Keuangan yang kuat dan tanpa utang pada bank, Indocement siap menghadapi tantangan ekonomi yang sedang berlangsung termasuk kelebihan pasokan kapasitas industri semen dan siap berpartisipasi pada peluang yang membawa sinergi baik di masa depan.

Berbeda dengan pertumbuhan tahun 2021 sebesar 2,3%, karena ekonomi mulai pulih dari pandemi, tahun 2022 ditutup dengan volume permintaan semen yang lebih rendah sebesar -3,4%. Perang Ukraina-Rusia pada awal tahun 2022 telah menyebabkan ketidakpastian lainnya di seluruh dunia sementara masih banyak ekonomi dalam tahap pemulihan dari pandemi.

Perang berdampak besar terhadap harga energi, khususnya pada industri semen adalah harga batu bara.

Pemerintah memperkenalkan skema harga batu bara DMO pada akhir tahun 2021 dan Sebagian besar perusahaan-perusahaan semen baru dapat menggunakan skema harga tersebut terutama pada Semester ke-2 tahun 2022.

Demikian pula, kenaikan harga BBM bersubsidi pada bulan September 2022 telah mengakibatkan kenaikan biaya distribusi yang signifikan sehingga harga jual produk semen kantong harus dinaikkan kembali, walaupun sebelumnya telah ada beberapa kenaikan di bulan-bulan sebelumnya.

Akibatnya, konsumsi semen di kuartal ke-4 di tahun 2022 turun sebesar 9% dibandingkan kuartal ke-4 di tahun sebelumnya dan menyebabkan konsumsi di tahun 2022 turun sebesar 3%. Komposisi pasar semen kantong pada tahun 2022 adalah sebesar 73% yang merupakan posisi mayoritas dari total pasar semen.

"Proyeksi di tahun 2023 ini, dengan kombinasi harga yang lebih tinggi dari tahun lalu dan curah hujan yang tinggi sejak awal tahun, permintaan semen kantong saat ini terlihat masih relatif lemah," urainya.

"Namun, dengan perayaan Idulfitri yang lebih awal tahun ini, kami berharap permintaan semen kantong dapat mulai pulih pada bulan Mei dan berlanjut ke Semester ke-2 dimana belanja masyarakat dapat meningkat sebelum tahun pemilihan 2024," ujar dia.

Sementara itu, lanjut dia, perseroan perkirakan permintaan semen curah akan tetap tumbuh karena Anggaran Infrastruktur yang dirangkum dari APBN 2023 ditetapkan 5% lebih tinggi dari tahun 2022. Pembangunan ibu kota baru (IKN) juga akan mendukung permintaan semen curah, oleh karena itu, kami perkirakan semen domestik akan tumbuh sekitar 2%–4% di tahun 2023.

(SAN)

Advertisement
Advertisement