Selanjutnya pada 18 Mei 2021, CB sebesar USD150 juta (Rp2,1 triliun) tersebut dikonversi menjadi saham GOTO. Telkomsel juga melaksanakan opsi beli yang dimiliki untuk membeli tambahan saham GOTO sebesar USD300 juta (Rp4,3 triliun) yang dikonversi juga menjadi saham (sebagai kelanjutan perjanjian CB tahun 2020). Dengan demikian, maka total kepemilikan saham GOTO oleh Telkomsel sebesar 89.125 lembar saham (sebelum stock split) dengan nilai investasi sebesar USD450 juta (Rp6,4 triliun).
Kemudian beranjak pada 19 Oktober 2021, GoTo melakukan stock split (rasio 1:266.167), yang membuat saham Telkomsel berubah dari 89.125 saham menjadi 23.722.133.875 saham, dengan nilai Rp269 per saham
"Tanggal 19 Oktober 2021 terjadi transaksi, dan nilai per sahamnya kita hitung sekitar Rp269 per lembar saham, atau nilainya ekuivalen sebesar Rp6,4 triliun," tutur Iman.
Iman menyatakan BEI telah mendapatkan data dari Telkom, bahwa pada 31 Desember 2021, nilai wajar investasi di GOTO telah meningkat menjadi Rp375 per saham, atau ekuivalen Rp8,9 triliun. Adapun ini berdasarkan harga transaksi yang dapat diamati dari data transaksi terakhir sebelum akhir tahun.
"Ini unrealised. Jadi Rp375 ini dibukukan di Telkomnya. Dan ini sebelum listing, karena listingnya di bulan April 2022. Kita lihat bukunya Telkomsel di akhir Desember 2021, sudah naik Rp8,9 triliun.