1. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM)
Selain tercatat di BEI, Telkom juga melantai di Bursa Saham New York (New York Stock Exchange/NYSE) dengan kode saham TLK sejak 14 November 1995. Itu berarti, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut sudah merayakan 27 tahun pencatatan saham di NYSE.
Pencatatan saham di NYSE adalah tonggak sejarah penting dalam perjalanan induk usaha Telkomsel dan IndiHome itu. Telkom bisa dibilang satu-satunya emiten Indonesia yang sukses menembus bursa global NYSE dan masih tetap eksis sampai sekarang.
Pada perdagangan Jumat (4/8), saham TLK bertengger di harga USD24,06 per saham. Sementara saham TLKM di Indonesia ditutup bergerak melemah 0,81 persen ke level 3.690 . BUMN Telekomunikasi itu masuk dalam daftar saham bluechip dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp366 triliun, berdasarkan data BEI.
Posisi kapitalisasi pasar TLKM berada di peringkat kelima dari 10 top market cap. Posisinya berada di atas kapitalisasi pasar ASII, namun masih di bawah BMRI.
2. PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam (ANTM)
Satu lagi emiten Indonesia yang go internasional adalah Antam. Emiten pertambangan logam itu selain tercatat di BEI mulai 1997, juga melantai di Bursa Efek Australia (Australian Securities Exchange/ASX) sejak 1999.
Saham Antam di ASX telah dicatatkan dalam full ASX listing sejak 2022. Saham dengan kode ATM tersebut diperdagangkan sebagai Chess Depository Interest (CDI). Satu CDI setara atau bisa diperdagangkan dengan lima saham seri B.
Saham Antam tercatat di ASX memiliki kapitalisasi pasar tercatat sebesar 5,28 miliar dolar Australia. Sedangkan saham ANTM di Tanah Air menguat ke level 2.020 pada penutupan perdagangan Jumat (4/8) dengan kapitalisasi pasar Rp48,54 triliun, dari data RTI Business.