IDXChannel—Berapa keuntungan yang diperoleh investor jika investasi BBCA, BMRI, BBRI, dan BBNI 10 tahun silam? Keempat emiten ini merupakan perusahaan bank besar dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia.
Keempat bank ini kerap disebut emiten ‘big banks’, yakni bank terbesar di Indonesia dari segi skala usaha maupun kapitalisasi pasar yang melantai di bursa efek. Saham keempat bank ini juga kerap direkomendasikan kepada investor pemula.
Rekomendasi ini berlandaskan pertumbuhan usaha, harga saham, dan pembagian dividen tahunan secara historis. Keempatnya konsisten menunjukkan pertumbuhan laba bersih, selaras dengan pertumbuhan harga saham sejak pertama kali melantai di bursa.
Keempat bank ini juga rutin membagikan dividen kepada pemegang sahamnya. Selain itu, pergerakan harga saham keempat bank ini pun terbilang stabil bila dibandingkan dengan saham-saham lain pada skala kapitalisasi yang sama.
Banyak manajer investasi yang mengelola reksa dana juga mengoleksi saham keempat bank ini dalam portofolionya. Selain itu, investor-investor besar dari luar negeri pun gemar memperdagangkan keempat saham ini.
Oleh sebab itu, keempat saham ini kerap direkomendasikan bagi investor pemula yang baru belajar berinvestasi, atau kepada investor-investor dengan profil risiko dalam rentang konservatif hingga moderat.
Keempat bank ini juga telah melakukan split stock, yakni pemecahan lembar saham, yang artinya harga saham keempat saham ini pernah mencapai titik tertingginya. Misalnya, BBCA pernah menyentuh harga di atas Rp30.000 per lembar.
Jadi, berapa keuntungan yang diperoleh investor jika mereka membeli saham BBCA, BMRI, BBRI, dan BBNI 10 tahun silam? Berikut perhitungannya.
Berapa Keuntungan yang Diperoleh Jika Investasi BBCA, BMRI, BBRI, dan BBNI 10 Tahun Silam?
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
Sejak menawarkan saham perdana pada 11 Mei 2000, BBCA telah melakukan stock split selama empat kali dengan rasio pemecahan 1:2 pada tiga split pertama, dan 1:5 pada split terakhir.
Jika seorang investor membeli saham BBCA sebanyak 10 lot (1000 lembar) 10 tahun lalu atau 2014, berapa keuntungannya hari ini? Pada 2021 silam lembar sahamnya terpecah dengan rasio 1:5, sehingga kepemilikannya menjadi 5.000 lembar.
Hari ini BBCA ditutup pada harga Rp9.350 per lembar saham. Maka dengan kepemilikan 5.000 lembar, total nilai investasi investor tersebut hari ini adalah Rp46,75 juta.
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)
Sejak penawaran saham perdananya pada 2003, BMRI telah dua kali melakukan stock split dengan rasio 1:2 untuk setiap split. Stock split terakhir terjadi pada 2023 silam. Jika seorang investor membeli saham BMRI pada 2014, berapa keuntungannya hari ini?
Katakanlah seorang investor membeli 10 lot saham BMRI pada 3 Januari 2014. Kemudian pada 2017 perseroan melakukan stock split dengan rasio 1:2, maka kepemilikannya bertambah menjadi 2.000 lembar saham.
Kemudian pada 2023, perseroan kembali melakukan stock split dengan rasio yang sama, berarti kepemilikan saham investor tersebut bertambah lagi menjadi 4.000 lembar atau 40 lot.
Hari ini saham BMRI ditutup pada level Rp6.150 per lembar, maka nilai investasi investor tersebut adalah Rp24,6 juta untuk kepemilikan 4.000 lembar saham atau 40 lot.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
Sejak pertama kali melantai di bursa efek pada 2003, perseroan telah dua kali melakukan aksi stock split, yang pertama dengan rasio 1:2 pada 2011 dan yang kedua dengan rasio 1:5 pada 2017.
Jika seorang investor membeli 10 lot saham BBRI pada 3 Januari 2014, berapa keuntungannya hari ini? Pada 2017, kepemilikan sahamnya bertambah karena aksi stock split 1:5, yakni dari 1.000 lembar menjadi 5.000 lembar.
Hari ini BBRI ditutup pada level Rp4.450 per lembar saham, dengan kepemilikan 5.000 lembar, maka nilai investasinya hari ini mencapai Rp22,25 juta.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)
Sama seperti tiga emiten sebelumnya. BBNI juga pernah melakukan aksi stock split, namun baru sekali, yakni pada September 2023 dengan rasio 1:2. Jika seorang investor membeli 10 lot saham BBNI pada 2014, berapa keuntungannya hari ini?
Artinya kepemilikan sahamnya yang semula hanya 1.000 lembar saham, bertambah menjadi 2.000 lembar saham. Hari ini BBNI ditutup pada harga Rp4.640 per lembar saham, artinya nilai investasinya mencapai Rp9,28 juta.
Perhitungan keuntungan capital gain dari keempat saham di atas tanpa mencantumkan nilai pembelian, sebab harga yang tercantum pada grafik telah disesuaikan dengan harga baru setelah stock split.
Namun yang jelas, harga keempat saham tersebut telah bertumbuh puluhan persen sejak 10 tahun silam. Apalagi keempat saham ini rutin membagikan dividen, perhitungan keuntungan di atas juga belum memasukkan nominal dividen per lembar yang diterima investor tiap tahun.
Itulah gambaran berapa keuntungan yang diperoleh jika investasi di BBCA, BMRI, BBRI, dan BBNI 10 tahun silam. (NKK)