IDXChannel - PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) mencatatkan defisit rugi senilai Rp18,95 triliun dalam neraca keuangan semester I-2024.
Hal ini membuat BTEL mengalami defisiensi modal atau ekuitas negatif, di mana nilai utang atau liabilitas perseroan lebih tinggi dari aset.
Dalam laporan keuangan per Juni 2024, utang BTEL menembus Rp5,98 triliun, sedangkan aset tersisa Rp59,58 miliar.
Penyebab utama defisit rugi adalah penambahan kerugian. Diketahui rugi yang dicapai pada paruh pertama tahun ini senilai Rp50,17 miliar, naik 13 persen yoy, sehingga menambah akumulasi kerugian.
Padahal pendapatan usaha BTEL tumbuh signifikan seiring kenaikan sejumlah segmen bisnis. Menyusul kinerja ini, rugi per saham dasar BTEL meningkat menjadi Rp1,63 per saham, dari semula Rp1,48 per saham.
Beban Meningkat
Menurut laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), diakses Jumat (16/8/2024), kondisi ini terjadi justru saat pendapatan usaha BTEL tumbuh signifikan dari semula Rp21 miliar menjadi Rp68,55 miliar.
Sebagian besar pendapatan datang dari segmen layanan infrastruktur media mencapai Rp57,51 miliar, disusul jasa periklanan digital Rp5,8 miliar, dan jasa telekomunikasi Rp2,83 miliar.
Margin laba kotor masih tumbuh positif, menyisakan laba bruto senilai Rp35,98 miliar. Setelah dipangkas beban karyawan hingga administrasi, tersisa laba operasional senilai Rp7,10 miliar.
Namun angka itu habis setelah dipangkas beban keuangan dan rugi atas selisih kurs, sehingga rugi sebelum pajak BTEL mencapai Rp43,2 miliar.
(DESI ANGRIANI)