IDXChannel - Manajemen PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), pengelola jaringan ritel Alfamidi optimistis terhadap prospek industri ritel pada 2025, meskipun dihantui tekanan daya beli.
Direktur MIDI Suantopo Po menuturkan, perusahaan masih melihat ruang pertumbuhan secara nasional. Pelemahan daya beli masih bersifat lokal, sekaligus tidak berdampak signifikan terhadap kinerja.
“Penurunan daya beli, ya bisa jadi di beberapa daerah, misalnya yang memang pabrik (produsen)-nya ada yang tutup. Tapi secara overall nasional tetap bergeliat,” ujarnya dalam Public Expose di Tangerang, Kamis (22/5/2025).
Suantopo juga menyebut MIDI tidak melihat alasan untuk menahan ekspansi. Pada tahun ini, perusahaan tetap membidik pertumbuhan gerai baru.
Dia menyebut, pertumbuhan ekonomi di luar Pulau Jawa mendukung kinerja perseroan. Ini sejalan dengan jumlah gerai MIDI yang sebagian besar atau 52,1 persen berada di luar Jawa.
“Saya keliling ke beberapa daerah (luar Jawa), pesawat full, kondisi lalu lintas juga cukup tinggi. Jadi overall kita tetap optimistis,” katanya.
Manajemen juga menyoroti faktor tren pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap tren pertumbuhan perusahaan. “Mungkin (penurunan daya beli) juga ada di beberapa area yang terdapat PHK,” ujar dia.
Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) April 2025 mencapai level 121,7, dari 121,1 pada Maret.
Kenaikan ini terjadi meskipun penjualan ritel mengalami kontraksi sebesar 2,2 persen secara tahunan (yoy), dan 6,9 persen secara bulanan (mom) setelah berakhirnya musim belanja Lebaran.
Hingga kuartal I-2025, MIDI mencatatkan laba bersih senilai Rp190,37 miliar, naik 20,06 persen yoy. Sementara pendapatan usaha selama kuartal I-2025 menembus Rp5,5 triliun.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Kamis (22/5/2025), MIDI memutuskan pembagian dividen 45 persen dari laba bersih atau sebanyak Rp245,7 miliar, atau Rp7,35 per saham.
(Dhera Arizona)