Arhya menambahkan, langkah tersebut untuk menjawab tanganan di industri TV FTA yang semakin ketat seiring munculnya stasiun TV FTA baru pasca penerapan analog switch off (ASO) dan disrupsi digital yang semakin masif.
Di samping efisiensi SDM di divisi produksi, kata dia, ANTV juga melakukan efisiensi pada program serta penyiaran, general affairs, dan bidang lainnya. Hal ini dilakukan tanpa harus mengorbankan preferensi target pemirsa program ANTV dan kualitas siaran televisi.
Dengan berbagai efisiensi yang dilakukan, Arhya menilai, hal ini membantu memperbaiki struktur biaya perseroan sekaligus meningkatkan stabilitas keuangan bagi ANTV dan MDIA.
Hingga kuartal III-2024, Intermedia mencatatkan penurunan pendapatan 21 persen dari Rp615 miliar menjadi Rp483 miliar. Namun di tengah kondisi penurunan pendapatan, MDIA mampu mencetak laba bersih Rp100 miliar.
Kinerja ini lebih baik bila dibandingkan periode yang sama 2023 di mana MDIA mencatat rugi bersih Rp62 miliar. Laba bersih di sembilan bulan pertama tahun ini lebih disebabkan pada berkurangnya bunga dan beban keuangan 70 persen dari Rp314 miliar menjadi Rp94 miliar.
(Rahmat Fiansyah)