Namun, pelemahan kembali terlihat pada Desember 2024, dengan koreksi 0,48 persen sepanjang bulan tersebut. Tren ini mematahkan pola musiman Desember yang biasanya mencatatkan penguatan.
Dalam satu dekade terakhir, IHSG memiliki probabilitas sekitar 80 persen untuk ditutup menguat di Desember dengan rata-rata kenaikan lebih dari 2 persen.
Melemahnya IHSG sepanjang tahun ini mencerminkan kompleksitas tantangan yang dihadapi pasar, baik dari tekanan global maupun domestik.
Di tingkat global, keputusan bank sentral utama, terutama Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS), yang membatasi penurunan suku bunga di bawah ekspektasi pasar memicu keluarnya aliran modal asing dari negara berkembang, termasuk Indonesia.
Selain itu, penguatan signifikan indeks dolar AS menekan mata uang negara berkembang, termasuk rupiah, yang berimbas pada stabilitas pasar saham domestik.