Penurunan lebih tajam hanya terjadi selama krisis keuangan 2008, ketika saham BBRI merosot hingga 38 persen.
Mengutip Algo Research, berbagai faktor, seperti melambatnya pertumbuhan dan menurunnya kualitas portofolio kredit, telah mendorong aksi jual besar-besaran dari investor asing, membuat BBRI kehilangan pendorong pertumbuhannya.
Prospek Cerah?
Meskipun dalam jangka pendek saham-saham perbankan utama masih mengalami guncangan, termasuk efek kekhawatiran investor, terutama asing, terhadap kebijakan presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump nantinya, emiten tersebut dinilai masih memiliki prospek yang cerah ke depannya.
Analis Ciptadana, dalam outlook yang terbit pada 31 Oktober 2024, memproyeksikan sektor perbankan akan menjadi salah satu andalan di 2025.
Dengan perkiraan pertumbuhan laba perbankan mencapai 12 persen, didorong peningkatan kredit hingga 12 persen dan stabilitas margin bunga bersih (NIM), saham seperti BBRI dan BBTN menjadi pilihan utama.