IDXChannel - Beberapa saham nikel termurah 2023 bisa menjadi referensi Anda dalam berinvestasi. Sebab saham ini memiliki diskon murah.
Seperti diketahui nikel menjadi barang mewah di Indonesia. Bahkan Indonesia sendiri bermimpi menjadi raja baterai kendaraan listrik, persiapan industri itu mulai dilakukan.
Lantas terlepas dari itu, apa saja saham nikel 2023? Simak penjelasan yang dihimpun IDX Channel dari berbagai sumber.
Saham Nikel Termurah 2023
Dalam pantauan kami sedikitnya ada lima perusahaan tambang nikel terbesar Indonesia yang telah tercatat di Bursa Efek Indonesia. Dan beberapa di antaranya masih murah secara valuasi. Apa saja saham itu? Simak rinciannya.
1. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) mendukung penuh kebijakan hilirisasi nikel khususnya dalam pengembangan ekosistem industri kendaraan listrik.
Saat ini ANTM masuk hilirisasi dengan dua jalur, hilirisasi nikel class two (nikel kelas dua) untuk pasar stainless steel. Dan nikel kelas satu yakni untuk kendaraan listrik (EV).
Tentu dengan industri mobil listrik, menjadi angin segar bagi industri hilirisasi. Ini merupakan strategi secara integrated serta ekosistem yang dibangun untuk hilirisasi ini.
Saat ini ANTM memiliki cadangan 4,8 juta ton atau sekitar 5% dari cadangan dunia. Dimana Indonesia memiliki cadangan nikel mencapai sekitar 21 juta ton atau sekitar 21% dari cadangan terbesar di dunia.
Pada tahun 2022, ANTM membukukan volume produksi feronikel unaudited sebesar 24.334 ton nikel dalam feronikel (TNi) dengan tingkat penjualan unaudited mencapai 24.210 TNi. Selain itu, ANTM mencatatkan produksi bijih nikel unaudited sebesar 8,62 juta wet metric ton (wmt), yang digunakan sebagai bahan baku pabrik feronikel ANTM dan penjualan kepada pelanggan domestik. Adapun penjualan bijih nikel unaudited pada tahun 2022 mencapai 6,95 juta wmt.
Secara valuasi, ANTM juga memiliki valuasi yang masih murah dengan PER di bawah rata-rata industri di PER 20.
2. PT Vale Indinesia Tbk (INCO)
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) juga mendukung upaya hilirisasi nikel hingga produk turunannya. INCO memproduksi nikel powder sebagai salah satu produk turunan nikel yang sangat diminati, namun sejauh ini belum banyak produsennya di level global.
Ketersediaan produk nikel powder di dunia saat ini masih belum banyak. Hal tersebut lantaran sejauh ini belum banyak juga pihak yang bisa memproduksi turunan nikel tersebut. Hingga akhir tahun 2022 total volume cadangan mineral INCO mencapai 111,55 juta ton bijih nikel.
Presiden Direktur INCO Febriany Eddy mengungkapkan total investasi INCO untuk menggarap proyek nikel mencapai USD8,6 miliar atau setara dengan Rp129 triliun (asumsi kurs Rp15.000 per dollar). Angka investasi tersebut dilakukan bersama para mitra, dengan dua proyek bahkan masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).
Investasi jumbo tersebut tercermin dari 4 proyek raksasa milik perusahaan, yakni pertama smelter Sorowako nikel matte dengan produksi 80.000 ton per tahun. Kedua proyek Bahadopi yang bermitra dengan Xinhai dan Tisco, anak usaha Baowu perusahaan baja asal China.
Intip Saham Nikel Termurah 2023 yang Bisa Menjadi Bahan Investasi. (FOTO : MNC MEDIA)
3. PT Central Omega Resources Tbk (DKFT)
Emiten nikel lainnya yakni PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) menargetkan volume penjualan bijih nikel sebanyak 1,3 juta ton sepanjang tahun 2023, naik 43,88% dibanding realisasi tahun 2022.
Menurut estimasi Perseroan, realisasi volume penjualan bijih nikel DKFT sudah mencapai sekitar 400.000 ton sampai Juni 2023. Saat ini, DKFT mengandalkan penjualan bijih nikel untuk menunjang industri smelter dalam negeri, dan tetap menjaga agar cadangan yang dimiliki dapat mencukupi kebutuhan sendiri sesuai dengan rencana pembangunan lanjutan smelter pengolahan dan pemurnian bijih nikel DKFT.
DKFT juga sedang mengkaji opsi pengembangan fasilitas pemurnian atau smelter hidrometalurgi untuk mengolah bijih nikel kadar rendah atau limonit.
Sayangnya PER DKFT berada di angka negatif -5,05. Penyebabnya adalah tidaknya adanya penjualan pada kuartal I 2023. Sehingga hal ini menyebabkan Perseroan mencatatkan kerugian berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada kuartal I 2023 sebesar Rp29 miliar.
4. PT Ifishdeco Tbk (IFSH)
PT Ifishdeco Tbk (IFSH) yang juga akan mendukung ekosistem kendaraan listrik. Hal ini selaras dengan pendirian anak usaha berlabel IFISH Battery Minerals Pte Ltd (IBM). IBM berlokasi di Singapura.
Dimana IFSH memiliki kepemilikan saham di IBM 100%. IBM bergerak bidang perusahaan holding lainnya. Penyertaan saham perseroan pada IBM merupakan salah satu langkah strategis dalam rencana ekspansi bisnis usaha.
Sayangnya saat ini valuasi IFSH masih terbilang mahal dengan PER di atas rata-rata industri, sehingga membuat IFSH menjadi kurang menarik dibandingkan dengan para kompetitornya.
5. PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI)
PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI) terus membuka peluang untuk mengakuisisi perusahaan tambang, baik tambang komoditas nikel maupun batubara.
Sebelumnya, KKGI melakukan akuisisi terhadap dua perusahaan nikel yakni PT Buton Mineral Indonesia (BMI) dan PT Bira Mineral Nusantara (BMN).
Pada 15 Januari 2021 lalu, KKGI melakukan pengikatan jual beli saham perusahaan baru sebesar 70% saham PT Buton Mineral Indonesia (BMI) dan PT Bira Mineral Nusantara (BMN) dengan nilai transaksi masing-masing sebesar Rp 175 juta. Pembelian saham kedua perusahaan tersebut dilakukan dalam rangka persiapan KKGI berekspansi ke bisnis tambang nikel.
BMI dan BMN merupakan perusahaan jasa kontraktor yang sudah mempunyai kontrak penambangan nikel dengan beberapa perusahaan pemegang izin konsesi di wilayah Sulawesi.
Dari keempat emiten lainnya, KKGI yang termasuk paling murah secara sektoral dengan PER 2,82. Dengan perkembangan ekosistem kendaraan listrik, hal ini dapat mendongkrak kinerja emiten-emiten nikel yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dan mendorong kenaikan harga sahamnya.
Itulah penjelasan saham nikel termurah 2023. Semoga informasi ini berguna bagi Anda. (MYY)