"BEI melihat standar ini sebagai langkah maju yang signifikan untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas laporan keberlanjutan perusahaan," katanya.
"Harapan investor terhadap laporan keberlanjutan adalah mendapatkan gambaran yang jelas tentang interkoneksi kinerja lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) terhadap keuangan perusahaan. Perlu digarisbawahi juga investor semakin menuntut laporan ESG yang kredibel," ujar Zein.
Partner & Sustainability Leader PwC Indonesia yang sekaligus anggota DSK-IAI, Yuliana Sudjonno memberikan pandangannya tentang persiapan Indonesia untuk mengadopsi standar baru pelaporan keberlanjutan tersebut.
"DSK-IAI bersama-sama pemangku kepentingan sedang membahas bagaimana IFRS S1 dan S2 akan diadopsi di Indonesia. Kami mendorong perusahaan untuk mulai memahami dan mempersiapkan sistem pelaporan, juga kompetensi tim internal perusahaan terhadap standar IFRS S1 dan S2,” kata Yuliana.
Menurutnya, standar IFRS S1 dan S2 akan menghadirkan optic baru sehingga akan ada connected information antara data ESG dengan data keuangan.