“Connected information antara keberlanjutan dan keuangan inilah yang amat dinanti-nanti oleh para investor dan pemilik modal, terutama untuk menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan mereka," tutur Yuliana.
Yuliana juga menyoroti tantangan utama dalam proses adopsi standar baru tersebut nantinya.
"Salah satu yang perlu menjadi perhatian adalah IFRS S1 dan S2 ini akan mentransformasi bagaimana kinerja perusahaan dikelola. Jadi ini akan beyond reporting," ujarnya.
"Ini berarti akan menyentuh tata kelola, risk management, strategi perusahaan, perencanaan keuangan, manajemen data, hingga target setting harus diperhatikan integrasinya antara keberlanjutan dan keuangan, sehingga ESG benar-benar bisa terukur dengan baik dampaknya terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan,” kata Yuliana.
(Fiki Ariyanti)