sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Investor Tunggu Data Inflasi AS Pekan Ini, Bakal Memuncak atau Malah Memanas Lagi?

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
08/08/2022 10:28 WIB
Investor pasar saham kembali menunggu sejumlah data penting sepanjang pekan ini. Salah satunya, soal data inflasi Amerika Serikat (AS) yang memanas.
Investor Tunggu Data Inflasi AS Pekan Ini, Bakal Memuncak atau Malah Memanas Lagi? (Foto: MNC Media)
Investor Tunggu Data Inflasi AS Pekan Ini, Bakal Memuncak atau Malah Memanas Lagi? (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Investor pasar saham kembali menunggu sejumlah data penting sepanjang pekan ini. Salah satunya, soal data inflasi Amerika Serikat (AS) yang memanas.

Pagi ini, indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sendiri bergerak fluktuatif. Sempat menembus 7.100,81 pada pembukaan, IHSG kemudian turun menyentuh 7.061,60 sekitar pukul 09.40 WIB.

Adapun, pada 10.55 WIB, IHSG kembali menguat ke 7.088,76.

Pergerakan fluktuatif IHSG ini terjadi usai indeks saham acuan tersebut menguat selama 5 hari beruntun pada pekan lalu.

IHSG sendiri masih naik 1,60% dalam sepekan dan melonjak 5,33% dalam sebulan belakangan.

Sementara, sejak awal tahun (ytd), IHSG melesat 7,58%.

Soal investor asing, dana asing masuk Rp3,96 triliun di pasar reguler dalam sepekan. Sementara, dalam sebulan, asing sudah melakukan beli bersih Rp3,02 trilun di pasar reguler. Secara ytd, asing mencatatkan beli bersih Rp84,47 triliun.

Sentimen Pasar Sepekan

Dari dalam negeri, ada dua datang penting yang akan disimak pelaku pasar. Ini terkait kesehatan ekonomi RI.

Pertama, pada Senin ini (8/8/2022) pukul 10.00 WIB, data indeks keyakinan konsumen per Juli 2022 dari Bank Indonesia (BI) yang diproyeksikan akan turun tipis menjadi 128 dari bulan sebelumnya 128,2. Catatan saja, angka 128 ini menjadi yang tertinggi setelah sempat anjlok dalam di tahun pandemi 2020 hingga 2021 lalu.

Kedua, pada Selasa (9/8), ada data penjualan ritel RI yang diprakirakan tumbuh 1,1% secara tahunan atawa yoy pada Juni atau lebih rendah dari pertumbuhan Mei 2,9%.

 Data Luar Negeri

Dari sentimen global, sejumlah data ekonomi makro turut menjadi perhatian investor.

Sebut saja, indeks keyakinan konsumen dan keyakinan usaha Australia yang akan dirilis Selasa besok (9/8).

Kemudian, data inflasi tahunan China per Juli pada Rabu (10/8) yang diprakirakan tetap di angka 2,5%.

Selain itu, dari Britania Raya akan ada publikasi data awal soal pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2022 yang diproyeksikan akan tumbuh 2,8% secara tahunan. Angka tersebut lebih rendah dari periode sebelumnya yang tumbuh 8,7% (selama 3 bulan pertama 2022).

Terakhir, ini yang paling ditunggu investor, data inflasi Negeri Paman Sam AS.

Prakiraan ekonom sebagaimana dikutip dari Tradingeconomics menyebut, inflasi AS akan menyentuh 9,1% atau sama dengan Juni 2022.

Angka inflasi 9,1% pada Juni merupakan yang tertinggi sejak November 1981, lebih ‘panas’ dari 8,6% pada Mei.

Apabila angka inflasi masih terus memanas, bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) akan tetap galak, yakni dengan terus mengetatkan kebijakan moneter—salah satunya dengan kenaikan suku bunga yang lebih agresif.

Kenaikan suku bunga The Fed agresif tentu bukan kabar menggembirakan untuk pasar saham, salah satunya karena bisa membuat beban utang perusahaan meningkat. (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement