IDXChannel - Harga batu bara terpantau diam di tempat pada penutupan perdagangan awal pekan ini. Harga 'emas hitam' kontrak Juni di pasar ICE Newcastle ditutup di posisi USD168,5 per ton, tak bergerak dibandingkan perdagangan terakhir pekan lalu.
“Harga tersebut merupakan yang terendah sejak 11 Januari 2022 atau dalam 16 bulan terakhir,” demikian dikutip dari 2nd Session IDX Channel, Selasa (9/5/2023).
Tidak bergeraknya harga batu bara disebabkan oleh aksi investor yang memilih wait and see, serta minimnya katalis baru bagi pergerakan batu bara.
Pada pekan lalu, harga batu bara merosot akibat lonjakan produksi di India dan Cina, kenaikan suku bunga The Fed, serta rencana India untuk menghentikan pembangunan pembangkit listrik batu bara.
Sementara itu, harga minyak kembali bergejolak pada awal perdagangan Selasa (9/5/2023) setelah kekhawatiran resesi mulai memudar. Gejolak harga minyak ditopang oleh laporan tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang masih kencang di April 2023 ini.
Harga minyak mentah WTI tercatat melemah hingga 0,19% ke posisi USD73,02 per barel, sementara harga minyak mentah Brent justru dibuka menguat 1,06% ke posisi USD77,43 per barel.
Sebelumnya pada perdagangan Senin (8/5/2023), minyak WTI ditutup menguat 2,55% di USD73,16 per barel, sedangkan Brent menguat 1,6% ke USD76,62 per barel.
Di sisi lain, harga emas masih bergerak labil karena investor menunggu data-data penting yang akan keluar pekan ini, terutama data ekonomi dari Amerika Serikat. Pelaku pasar juga masih mencerna data non fund payrolls yang posisinya lebih tinggi dibandingkan ekspektasi pasar.
Pada perdagangan awal pekan atau Senin kemarin, harga emas di pasar spot ditutup di level USD2.021,39 per try ons, naik tipis 0,24%.
Penguatan tersebut menghapus catatan buruk emas yang jatuh 1,7% di perdagangan Jumat (5/5/2023) pekan lalu. Namun, harga emas kembali melemah di perdagangan Selasa pagi menjelang siang di level USD2.021,25 per try ons, melemah tipis 0,07%.
(FAY)