sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Investor Waspadai Kerentanan di Pasar Obligasi AS, Inflasi dan Suku Bunga Jadi Sorotan

Market news editor Nia Deviyana
06/09/2025 18:45 WIB
Beberapa investor melihat adanya potensi kerentanan di pasar obligasi AS serta tanda bahaya dari pergerakan harga yang bergejolak belakangan ini.
Investor Waspadai Kerentanan di Pasar Obligasi AS, Inflasi dan Suku Bunga Jadi Sorotan. Foto: Freepik.
Investor Waspadai Kerentanan di Pasar Obligasi AS, Inflasi dan Suku Bunga Jadi Sorotan. Foto: Freepik.

Beberapa indikator risiko di pasar obligasi menunjukkan bahwa investor mulai memperhitungkan potensi sikap The Fed yang terlalu dovish, yang pada akhirnya bisa memicu inflasi lebih tinggi di masa mendatang.

Term premium Treasury AS, komponen dari imbal hasil Treasury dan ukuran kompensasi yang diminta investor atas risiko memegang obligasi jangka panjang, naik menjadi 84 basis poin pada Selasa, level tertinggi dalam lebih dari tiga bulan, menurut data terbaru Fed New York.

Ekspektasi inflasi dalam 10 tahun ke depan, yang diukur melalui Treasury Inflation-Protected Securities (TIPS), menyentuh 2,435 persen pada 27 Agustus, level tertinggi dalam lebih dari sebulan. Angka tersebut kemudian menurun dan terakhir tercatat di 2,36 persen pada Jumat.

Namun pelaku pasar mengatakan sulit untuk mengisolasi faktor pendorong di balik pergerakan ini. Mereka menyebut sejumlah isu, termasuk tekanan pada The Fed untuk menurunkan suku bunga, dampak inflasi dari tarif Presiden Donald Trump, serta kekhawatiran atas arah utang AS dan meningkatnya tingkat utang global.

Semua faktor tersebut mendukung perdagangan yang bertaruh pada steeper yield curve, yakni ketika obligasi jangka panjang menjadi kurang menarik dibandingkan surat utang jangka pendek. Kurva yang semakin curam biasanya menandakan bahwa investor memperkirakan suku bunga akan lebih tinggi di masa depan karena aktivitas ekonomi lebih kuat dan inflasi lebih tinggi.

Kurva imbal hasil juga bisa menanjak ketika yield Treasury jangka pendek turun karena ekspektasi kuat terhadap pelonggaran moneter, sementara yield jangka panjang bergerak naik atau turun lebih lambat akibat kekhawatiran pemangkasan suku bunga, dapat memicu inflasi yang lebih tinggi dalam jangka panjang.

(NIA DEVIYANA)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement