Selain IHSG, rupiah yang menguat dan naik sekitar 3% tahun ini terhadap dolar AS akan turut memberikan iklim investasi yang suportif terhadap pasar saham dalam waktu dekat.
Menurutnya, penguatan rupiah tentu dapat menguntungkan pasar, di mana apresiasi rupiah sebesar 1% terhadap dolar AS dapat meningkatkan laba bersih per saham sebesar 1%, dengan asumsi hal lainnya tetap konstan.
Penguatan rupiah juga merupakan kabar baik bagi importir yang menggunakan dolar AS, terutama perusahaan consumer goods yang mengimpor bahan baku, dan juga perusahaan dengan eksposur utang menggunakan dolar AS.
“Kami berharap pasar modal bereaksi positif terhadap penguatan rupiah belakangan ini,” pungkas dia.
Tak hanya itu, kinerja positif pasar modal Indonesia juga akan ditopang oleh pengembangan ekosistem industri kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).