“Pembalikan posisi [unwinding] carry trade, setidaknya di kalangan komunitas investasi spekulatif, sudah mencapai sekitar 50 persen-60 persen,” ujar Sandilya.
Memang, carry trade yen telah lama populer di kalangan investor karena volatilitasnya yang rendah dan harapan bahwa suku bunga Jepang (BOJ) akan tetap sangat rendah. Namun, apresiasi yen sebesar 11 persen terhadap dolar dalam sebulan terakhir telah membuat banyak perdagangan tersebut menjadi rugi.
Gelombang besar untuk menutup posisi short yen di awal pekan ini telah mengguncang baik pasar berkembang maupun pasar maju yang dulunya menjadi tujuan bagi investor yang menerapkan strategi ini demi mendapatkan hasil lebih tinggi.
Peso Meksiko, salah satu korban terbesar dari pembalikan perdagangan ini, melanjutkan penurunannya pada Selasa, dengan kerugian mencapai 6,8 persen dalam sebulan terakhir, yang terbesar di antara mata uang utama dunia yang dilacak oleh Bloomberg.
Sandilya menambahkan, pemulihan carry trade ke tingkat sebelum kenaikan yen tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat. Ini karena kerusakan teknikal yang ditimbulkan pada portofolio akibat pergerakan tajam ini tidak mudah diperbaiki.
“Kabar baiknya adalah stabilisasi pasar di sekitar level saat ini, mungkin pemulihan yang dangkal,” katanya.
“Namun, dalam banyak kasus, Anda cenderung melihat kelanjutan pergerakan tersebut, meskipun dengan kecepatan yang lebih rendah daripada sebelumnya,” ujar Sandilya.
Senada dengan analis JPMorgan, analis UBS Jepang juga menilai, unwinding carry trade baru setengah jalan.
"Saya kira pembalikan carry trade baru sekitar 50 persen," tulis ahli strategi makro UBS Jepang yang berbasis di London James Malcolm, dalam catatan kepada klien, dikutip Reuters, Selasa (6/8).
Malcolm memperkirakan bahwa carry trade dolar-yen mencapai setidaknya USD500 miliar pada puncaknya. Dia menghitung bahwa sekitar USD200 miliar dari carry trade telah dibalikkan (unwound) dalam dua hingga tiga pekan terakhir.
"Seberapa banyak carry trade bisa terbalik (unwind) tergantung tidak hanya pada tingkat selisih suku bunga, tetapi juga perubahan dalam selisih suku bunga itu sendiri," katanya.
Membandingkan pergerakan saat ini dengan unwinding carry trade pada 1998 menunjukkan, kata Malcolm, mungkin akan ada lebih banyak unwinding yang akan datang.
Shaun Osborne dari Scotiabank mengamini pendapat Malcolm.
Osborne mencatat bahwa dua indikator carry trade—Bloomberg G10 Carry Index dan Bloomberg GSAM FX Carry Index –telah mengalami penurunan sekitar 5 persen, hanya setengah dari yang hilang dalam tiga unwinding carry trade yang signifikan di masa lalu.
"Penyesuaian posisi carry dalam beberapa pekan terakhir telah berlangsung cepat, tetapi mungkin masih ada ruang untuk bergerak lebih jauh," kata Osborne dalam catatan pada Selasa. (Aldo Fernando)