Awal pekan ini, data aktivitas manufaktur yang lebih lemah dari perkiraan di Amerika Serikat (AS) dan China nampaknya lebih menakuti pasar ketimbang konflik di Timur Tengah. Lemahnya data PMI dua negara superpower tersebut mengaburkan prospek permintaan minyak di dua negara konsumen minyak terbesar di dunia tersebut.
Meski demikian, investor juga terus memantau perkembangan geopolitik di Timur Tengah. Terbaru, Gedung Putih mengatakan pihaknya sedang menjajaki serangkaian jeda dalam konflik Israel-Hamas untuk membantu masyarakat keluar dari Gaza dengan aman dan memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk.
Sementara itu, harga WTI sempat melonjak 2,5 persen pada Kamis (2/11) karena pasar kembali mengkhawatirkan risiko suku bunga setelah keputusan kebijakan terbaru dari The Fed dan BoE yang memberi kesan bahwa bank sentral sudah selesai menaikkan suku bunga.
Di sisi pasokan, Arab Saudi diperkirakan akan mengkonfirmasi kembali perpanjangan pengurangan produksi sukarela sebesar 1 juta barel per hari hingga bulan Desember mendatang.
Emas
Emas menguat 0,04 persen di kisaran USD1.986 per troy ons dan menghentikan penurunan tiga hari. Kenaikan emas terutama diuntungkan oleh penurunan tajam dolar dan imbal hasil Treasury. Meski demikian, harga emas melemah 0,93 persen dalam sepekan terakhir.