IDXChannel – Sejumlah saham menjadi sorotan investor sepanjang 2022. Kenaikan yang tinggi atau malah penurunan yang tajam menjadi biang ‘kepopuleran’ saham-saham tersebut pada tahun ini.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sendiri bergerak fluktuatif hingga pertengahan Desember.
Kinerja IHSG sempat melonjak 11,19 persen secara year to date (ytd), ketika indeks menyentuh level tertinggi (ATH) harian pada 13 September di angka 7.318,02.
Namun, per penutupan sesi I, Senin (12/12/2022), kenaikan YtD IHSG tinggal ‘tersisa’ 1,55 persen di level 6.683,51. Ini berkat penurunan tajam selama 12 hari beruntun selama Desember di tengah tekanan aksi jual terhadap saham utama (big cap). (Lihat grafik di bawah ini.)
Alhasil, setelah sempat lama menduduki pucuk klasemen bursa saham dengan kinerja terbaik selama 2022 di kawasan ASEAN dan Asia Pasifik, IHSG akhirnya turun peringkat.
Kabar baiknya, peringkat IHSG masih terbilang oke punya. Per 9 Desember, IHSG berada di posisi kedua di ASEAN dan ketiga di Asia Pasifik bursa saham berkinerja baik tahun ini.
Nah, berikut Tim Riset IDX Channel merangkum sejumlah saham yang sempat menjadi perbincangan panas sepanjang 2022.
Adaro Minerals (ADMR)
Saham pertama yang sempat membuat kehebohan di awal tahun ini adalah PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR). Anak usaha Grup Adaro (ADRO) ini melantai (IPO) pada 3 Januari 2022 di harga penawaran Rp100 per saham.
Tak dinyana, harga sahamnya langsung melejit tinggi. Bahkan, di tengah sesi perdagangan 20 April lalu, ADMR sempat melonjak ke Rp3.140 per saham. Ini artinya, harga saham ADMR sempat meroket 3.040 persen!
Semenjak menyentuh harga tersebut, saham ADMR merosot ke level Rp1.550-an. Adapun, sejak Juli, saham ini cenderung sideways di level Rp1.600 hingga Rp2.000-an.
Per sesi I 12 Desember, kinerja ADMR masih menjadi yang terbaik di bursa, melambung 1.570 persen di harga Rp1.670 per saham.
Rukun Raharja (RAJA)
Nama Hapsoro Sukmonohadi alias Happy Hapsoro menggema di kalangan pelaku pasar sepanjang 2022. Ini berkaitan dengan saham distributor migas milik suami Ketua DPR RI Puan Maharani tersebut, PT Rukun Raharja Tbk (RAJA).
Harga saham RAJA tiba-tiba melambung tinggi di awal Juli setelah sempat cenderung stagnan di level Rp170-Rp180an dari awal tahun.
Kenaikan signifikan itu terlihat ketika harga saham RAJA melompat dari Rp330-an di awal Juli ke Rp1.125 pada 12 Agustus.
Bahkan, saham RAJA sempat menyentuh Rp1.200-an pada medio September.
Sementara, per 12 Desember, harga saham RAJA berada di level Rp940 per saham, tetap menjadi salah satu top gainers (+416 persen YtD).
Sebenarnya, bukan hanya karena RAJA Happy mendapat perhatian di pasar.
Aksi akuisisi dua emiten kecil oleh pengusaha yang jarang nongol di publik tersebut turut meriuhkan pasar.
Kedua saham yang dimaksud adalah emiten pengelola hostel PT Singaraja Putra Tbk (SINI) dan pengelola properti resort di Bali PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA).
Seiring akuisisi, saham SINI sempat melonjak hingga batas auto rejection atas (ARA) selama 8 hari beruntun dalam periode 21-30 November. Bersamaan dengan itu, dalam periode yang sama, saham SINI sempat terbang 404 persen.
Sebelum SINI, aksi pencaplokan oleh perusahaan terafiliasi Happy terhadap MINA turut membuat harga saham tersebut bergerak ke utara.
Harga saham MINA melonjak hingga ARA (khusus saham dengan notasi khusus) 10 persen selama 6 hari beruntun. Per Rabu (30/11), saham MINA diperdagangkan di harga Rp86 per saham atau sudah naik 72 persen hanya dalam waktu 6 hari.
Ini terjadi usai pihak bursa membuka gembok suspensi saham MINA sejak Senin lalu (28/11).
Sebelumnya, MINA sering nyender atau berdiam di level gocap atau Rp50 per saham sejak 2020 lalu.
Panin Bank (PNBN) dan Grup Panin
Panin Group dan akuisisi berkaitan erat akhir-akhir ini.
Kabar pasar akuisisi menjadi ‘bahan bakar’ kenaikan harga saham PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) atau Panin Bank dan saham Panin Group lainnya dalam beberapa waktu terakhir.
Ini berawal dari rumor akuisisi dua raksasa keuangan Jepang, Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG)dan Sumitomo, pada Juli dan terus bergulir hingga Desember ini.