Kemudian, biaya penambangan dan biaya pengolahan batu bara juga naik karena adanya kenaikan volume.
Sementara itu, pengupasan lapisan penutup naik 25% menjadi 217,43 juta bcm, dan nisbah kupas tercatat sebesar 4,29x, atau naik 12% dari periode yang sama tahun lalu. Serta, biaya bahan bakar naik 18% akibat kenaikan 33% pada konsumsi bahan bakar.
Di samping itu, ADRO telah merealisasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) pada sembilan bulan pertama tahun ini naik sebesar USD473 juta dari sebelumnya USD277 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Adapun pengeluaran belanja modal pada periode ini sebagian besar digunakan untuk pembelian dan penggantian alat berat dan kapal, investasi awal pada smelter aluminium dan fasilitas pendukungnya, dan investasi pada infrastruktur.
“Kami juga berada di tempat yang tepat untuk ambil bagian pada inisiatif hilirisasi Indonesia, yang menekankan komitmen kami terhadap pertumbuhan berkelanjutan di jangka panjang,” ujar Boy.