IDXChannel - PT Abadi Nusantara Hijau Investama Tbk (PACK) buka suara soal rencana penerbitan Obligasi Wajib Konversi (OWK) melalui skema rights issue. Aksi korporasi ini dilakukan menyusul masuknya CNGR sebagai pengendali baru lewat PT Eco Energi Perkasa.
PACK menjadwalkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 25 September 2025 untuk meminta restu pemegang saham soal rencana tersebut. Adapun detail struktur OWK baru akan diumumkan pasca RUPSLB.
Direktur Utama PACK, Magdalena Veronika menjelaskan, perseroan belum menetapkan struktur OWK termasuk bunga atau kupon. Saat ini, strukturnya masih dalam tahap perencanaan.
"Latar belakang perseroan menggunakan skema penerbitan surat utang OWK guna mengikuti kebijakan dari pemegang saham pengendali perseroan karena akan menjadi pembeli siaga dalam PMHMETD (rights issue)," katanya dalam surat kepada BEI, Selasa (23/9/2025).
Besaran kupon OWK menjadi salah satu poin yang dinanti investor PACK. Besaran kupon OWK yang rendah atau bahkan zero coupon bisa menjadi sentimen negatif bagi saham perseroan. Di samping itu, harga pelaksanaan OWK juga akan memengaruhi pergerakan saham.
Magdalena mengatakan, indikasi struktur OWK baru akan diumumkan usai RUPSLB, bersamaan dengan pernyataan pendaftaran rights issue ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Jika OJK tidak memiliki tanggapan lebih lanjut, perseroan akan mengumumkan struktur OWK final kepada pemegang saham.
Saham PACK dalam beberapa waktu terakhir terus tertekan. Sejak harganya menyentuh level tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) Rp4.970, saham PACK terjun 60 persen ke bawah level Rp2.000 imbas rencana penerbitan OWK dengan skema rights issue.
Sebagai informasi, PACK akan menerbitkan OWK yang nantinya dapat dikonversi menjadi saham dengan porsi hingga 35 miliar saham baru. Angka ini jauh lebih tinggi dari jumlah modal dasar PACK yang saat ini sebesar 4,92 miliar saham.
Perseroan sebelumnya telah memperoleh restu dalam RUPSLB 19 Desember 2024 untuk meningkatkan modal dasar dari 4,92 miliar menjadi 300 miliar saham. Namun, hingga saat ini perubahan tersebut belum tercermin dari portepel.
Magdalena mengatakan, peningkatan modal dasar itu baru akan dilakukan setelah RUPSLB September 2025 dalam rangka menyesuaikan dengan konversi OWK.
Dia menambahkan, dana hasil rights issue tidak akan digunakan untuk memperbaiki struktur keuangan. Dana ini akan digunakan untuk membayar kewajiban akuisisi atas 30 persen saham PT Konutara Sejati (KS) dan 34,5 persen saham PT Karyatama Konawe Utara (KKU). Keduanya merupakan produsen bijih nikel di Konawe, Sulawesi Tenggara.
KS dan KKU nantinya menjadi entitas anak perseroan meski tidak dikonsolidasi dalam laporan keuangan karena PACK tidak menjadi pemegang saham mayoritas. Namun, akuisisi ini menjadi langkah awal bagi perseroan untuk meningkatkan kinerja dan kelangsungan usaha selaku perusahaan induk di sektor pertambangan. Dengan akuisisi ini, maka aset PACK akan naik sebesar Rp2,76 triliun.
(Rahmat Fiansyah)