sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kasus PDN Diretas Hacker, Simak Para Pemain dan Peran Data Center

Market news editor Maulina Ulfa
25/06/2024 12:37 WIB
Isu keamanan data masih menjadi persoalan serius di Indonesia. Teranyar, server Pusat Data Nasional (PDN) Kominfo mengalami serangan siber Ransomware.
Kasus PDN Diretas Hacker, Simak Para Pemain dan Peran Data Center
Kasus PDN Diretas Hacker, Simak Para Pemain dan Peran Data Center

Pesatnya pertumbuhan kecerdasan buatan bersama dengan teknologi modern lainnya, seperti streaming, game, hingga AI diperkirakan akan terus mendorong tingginya permintaan data center di masa depan.

Melansir Statista, pusat data adalah jaringan sumber daya komputasi dan penyimpanan yang memungkinkan pengiriman aplikasi perangkat lunak dan data bersama.

Data center ini dapat menampung sejumlah besar data penting, dan oleh karena itu sangat penting untuk fungsi sehari-hari perusahaan dan konsumen.

Sejumlah bentuk data center seperti cloud, kolokasi atau layanan terkelola, hingga real estate pusat data akan semakin penting di seluruh dunia.

Per Maret 2024, dilaporkan terdapat 5.381 pusat data di Amerika Serikat (AS) dan menjadikannya sebagai negara dengan jumlah terbanyak data center dibandingkan negara mana pun di seluruh dunia.

Sebanyak 521 lainnya berlokasi di Jerman, sementara 514 lainnya berlokasi di Inggris. Sementara menurut laporan Statista, Indonesia hanya memiliki sekitar 81 data center, kalah dari Singapura yang memiliki 120 data center. (Lihat grafik di bawah ini.)

Di Indonesia, sejumlah bisnis data center menjamur dan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), di antaranya PT DCI Indonesia Tbk (DCII), PT Indointernet Tbk (EDGE), PT Data Sinergitama Tbk (ELIT) dan PT Dunia Virtual Online Tbk (AREA).

Ada juga Telkom Indonesia (TLKM) yang menjadi raksasa di bisnis data center RI dengan anak usahanya Telkom Sigma yang kini menjadi sorotan buntut isu ransomware.

Menurut Kepala BSSN, seluruh elemen pemerintah masih melakukan investigasi atas serangan malware terbaru jenis ransomware ini di pusat data sementara hasil pengelolaan Kominfo dan Telkom Sigma.

Pada awalnya Tim Siaga BSSN pada Kamis (20/6/2024) langsung menuju lokasi pusat dana sementara di kota Surabaya, Jawa Timur, untuk melakukan penelusuran.

Hasil uji sampel forensik sementara diketahui bahwa Brain Cipher Ransomware adalah malware pengembangan dari LockBit 3.0.

Atas hasil dari uji sampel tersebut, Hinsa meminta lembaga lain mengantisipasi pola peretasan hacker dengan jenis Brain Cipher Ransomware.

“Ini segera kita sampaikan juga kepada instansi ataupun teman-teman lain, dan sekaligus sebagai pembelajaran kita untuk memitigasi kemungkinan bisa terjadi,” katanya.

Diakui pula oleh badan siber bahwa alat bukti yang ada cukup terbatas karena telah terenkripsi.

“Karena kan serangannya mengenkripsi data, dan ini menjadi pekerjaan untuk kita pecahkan,” tutur Hinsa.

Sebelumnya, Kominfo, BSSN, dan Telkom Sigma menyampaikan bahwa adanya permintaan tebusan USD8 juta (sekitar Rp129 miliar) terkait peretasan di data center milik pemerintah. (ADF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement