Penurunan Hang Seng terjadi akibat persaingan para investor dengan rilis data pertumbuhan ekonomi China yang tertunda dari kongres partai di Beijing. Kekhawatiran muncul di kalangan pelaku pasar bahwa Xi Jinping bakal semakin memperketat cengkeramannya pada kekuasaan.
Penurunan pasar juga berpengaruh pada penurunan Yuan China yang jatuh ke level terendah sebanyak 0,7 persen. Bank Rakyat China menetapkan Yuan pada level 7,1230 per dolar.
“Fixing yuan di atas 7,12 menyiratkan bahwa PBOC mungkin mulai melonggarkan cengkeramannya yang ketat pada penetapan CNY,” ujar Kepala Strategi FX Asia di Mizuho Bank, Ken Cheung, dalam laporan tersebut.
Tak hanya kebijakan COVID-19, pelaku pasar juga menyayangkan kebijakan Xi Jinping soal pengelolaan perusahaan negara. Raksasa teknologi Alibaba Group Holding Ltd, Tencent Holdings Ltd, dan Meituan semuanya harus jatuh karena investor tetap skeptis bahwa Xi Jinping akan melakukan peremajaan perusahaan swasta.
“Pasar khawatir dengan begitu banyak pendukung Xi yang terpilih, kemampuan Xi yang tak terkekang untuk memberlakukan kebijakan yang tidak ramah pasar sekarang semakin kuat,” ujar Kepala Penelitian Asia di United First Partners, Justin Tang, dalam laporan yang sama.