Tone global yang cenderung negatif soal kenaikan suku bunga di tengah inflasi yang meninggi di negara-negara utama--yang pada gilirannya memicu potensi stagflasi (inflasi tinggi dibarengi perlambatan ekonomi)--masih menghantui mood investor untuk berinvestasi di aset berisiko macam saham.
Inflasi RI yang meninggi sejak 2017 juga turut menjadi perhatian investor.
Pada Jumat, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, bulan Juni 2022 terjadi inflasi tertinggi (year to year) sebesar 4,35% terhitung sejak Juni 2017.
Angka inflasi tahunan RI per Juni lebih tinggi dari konsensus ekonom yang dikutip dari Tradingeconomics yang memproyeksikan kenaikan inflasi ke angka 4,17%.
Selain soal inflasi, investor juga mencermati nilai tukar rupiah yang tercatat melemah 22 poin di level Rp 14.993 atas dolar Amerika Serikat (USD) pada sore kemarin,
Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira menyebut, pelemahan kurs rupiah juga akan mendorong percepatan kenaikan suku bunga acuan.