Hadi menuturkan AVIA masih sanggup mengantisipasi lonjakan harga tersebut karena sebagian diproduksi melalui sister company perusahaan. Sehingga, faktor cadangan persediaan dapat menjadi penopang bagi hal tersebut.
"Artinya jika harga minyak mentah naik 50%, maka tidak serta-merta harga kedua bahan baku itu juga naik, karena memang ada faktor supply and demand," tuturnya.
Hadi justru menyoroti pelemahan kurs nilai tukar rupiah terhadap dolar yang juga membebani biaya impor bahan baku. Diketahui, sebanyak 35% dari total bahan baku AVIA dipasok dari luar negeri.
"Jadi setiap 5% pelemahan kurs maka memberi efek ke beban perusahaan sekitar 0,6-0,7%," tandasnya.
(DES)