IDXChannel - Emiten teknologi GPS Tracker, PT Sumber Sinergi Makmur Tbk (IOTF) menyatakan siap mendukung implementasi sistem pembayaran tol Multi Lane Free Flow (MLFF) berbasis Global Navigation Satellite System (GNSS) yang akan segera diterapkan di Indonesia.
Dengan pengalaman luas dalam teknologi pelacakan GPS, IOTF berkomitmen untuk berkontribusi secara signifikan dalam memodernisasi pelacakan pembayaran jalan tol tanpa setop di Tanah Air.
Presiden Direktur Sumber Sinergi Makmur, Alamsyah Cheung bicara mengenai kesiapan perseroan dalam transisi ke system MLFF.
"Kami sangat siap untuk transisi ini dengan berbagai macam teknologi yang kami miliki, serta layanan after sales yang kami tawarkan. Dan kesiapan ini sudah terbentang di sekitar 60 kota besar di Indonesia," ujar dia dalam keterangan resminya, Jakarta, Kamis (2/5/2024).
MLFF adalah metode pembayaran tol yang memungkinkan pengguna jalan untuk melintasi gerbang tol tanpa perlu berhenti. Sistem ini mengandalkan teknologi GNSS yang meliputi sistem-sistem seperti GPS, untuk mengatur transaksi pembayaran.
Dengan teknologi ini, transaksi dapat dilakukan melalui aplikasi pada smartphone yang komunikasinya dibantu oleh satelit. GPS tracker menjadi komponen esensial dalam operasional MLFF, memfasilitasi penghitungan otomatis tarif tol berdasarkan jarak yang ditempuh kendaraan, sehingga mengeliminasi kebutuhan akan bilik tol fisik dan mengurangi perlunya kendaraan berhenti atau melambat di gerbang tol.
Dalam mendukung imbauan pemerintah untuk mengutamakan anak bangsa dalam pengadaan kebutuhan nasional, perseroan berharap dapat memainkan peran kunci dalam kebijakan ini.
"Sebagai perusahaan lokal, kami berharap diberikan kesempatan untuk berperan serta dalam proyek strategis nasional ini," Cheung menambahkan.
Potensi bisnis dari penggunaan MLFF bagi perseroan diakui sangat besar. Dengan meningkatnya trafik kendaraan di jalan tol yang dikelola PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), mencapai rata-rata 323 juta kendaraan per kuartal pada 2023, potensi untuk pengembangan bisnis di sektor ini sangat besar.
"Ini memberikan peluang besar bagi IOTF untuk berkontribusi dalam efisiensi dan keamanan jalan tol di Indonesia," kata Cheung.
Kendati potensi bisnisnya besar, perseroan mengakui adanya tantangan dalam mengimplementasikan teknologi baru seperti MLFF, termasuk kebutuhan akan penyesuaian dari berbagai pihak terlibat, seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Jasa Marga, Korlantas Polri, serta penyedia e-wallet dan perbankan.
"Namun kami yakin dapat mengatasi tantangan ini dengan strategi adaptasi yang efektif dan kolaborasi yang erat dengan semua pihak terkait," jelas Cheung.
Terlepas dari tantangan yang ada, perseroan berkomitmen untuk terus memimpin dalam inovasi dan pelayanan dalam GPS tracker, memastikan bahwa sistem MLFF dapat diimplementasikan dengan sukses dan membawa manfaat maksimal bagi masyarakat dan perekonomian nasional.
Sekadar informasi, saham IOTF berakhir melemah 7,63 persen ke level 121 pada penutupan perdagangan Selasa (30/4), berdasarkan data RTI Business. Nilai transaksi perdagangan saham IOTF mencapai Rp2,74 miliar dengan volume 22,12 juta saham dan frekuensi sebanyak 4.842 kali.
(FAY)